Artikel ini membahas tentang 10 fase dalam riwayat hidup Yesus menurut Alkitab, sejak Ia lahir hingga memerintah sebagai Raja dalam kerajaan Seribu Tahun.

Tak bisa disangkal, Tuhan Yesus adalah tokoh sejarah yang paling banyak menyita perhatian manusia, selain tokoh paling berpengaruh di dunia.

Banyak orang yang membicarakan Tuhan Yesus, baik yang percaya kepadaNya maupun yang tidak percaya kepadaNya.

Baca juga: 10 Pokok Ajaran Yesus Menurut Alkitab

Selain itu, banyak juga orang yang menyukai Tuhan Yesus, tanpa percaya kepadaNya atau menjadi muridNya.

Mereka hanya kagum pada pribadiNya yang bersahaja dan pada kedalaman ajaranNya.

Mahatma Gandhi, tokoh perdamaian dari India, adalah salah satu contoh orang seperti ini.

Baca juga: 10 Cara Hidup Yesus Yang Patut Diteladani

Karena Yesus adalah tokoh yang paling banyak dibicarakan di dunia ini, maka menjadi sangat penting bagi kita untuk mengenal Yesus secara benar.

Dan hal ini hanya dapat dilakukan dengan cara mempelajari riwayat hidup Yesus secara benar dan lengkap, mulai dari kelahiranNya sebagai manusia hingga pemerintahanNya kelak sebagai Raja.

Baca juga: 10 Fakta Tentang Yesus Menurut Alkitab

Artikel kali ini akan mencoba menyajikan 10 fase dalam riwayat hidup Yesus menurut Alkitab, sejak Ia lahir hingga kelak memerintah sebagai Raja.

Sebagian dari fase dalam riwayat hidup Yesus tersebut sudah terjadi/lewat, sebagian lagi belum.

Inilah riwayat hidup Yesus, biografi Yesus, atau sejarah hidup Yesus yang lengkap menurut Alkitab.

Berikut kesepuluh fase dalam riwayat hidup Yesus menurut Alkitab.

 

1. Fase Kelahiran Dan Pertumbuhan

Fase dalam riwayat hidup Yesus yang pertama adalah fase kelahiran dan pertumbuhan.

Yesus dilahirkan di Betlehem, Yudea, Israel, sekitar tahun 4 Sebelum Masehi, bukan tahun 1 Masehi. Sebab kalender kita yang bertarikh Masehi meleset 4 tahun.

Orang tua Yesus adalah Yusuf, seorang tukang kayu yang berasal dari suku Yehuda, dari keturunan raja Daud, dan Maria.

Tetapi Yesus bukanlah anak biologis Yusuf dan Maria. Sebab Yesus lahir bukan karena hubungan Yusuf dengan Maria, melainkan dari Roh Kudus (Lukas:1:34-35).

Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia (Yohanes 1:1-3, 14; Filipi 2:5-8).

Yusuf berasal dari Betlehem, wilayah Yudea, Israel bagian selatan,  tetapi tinggal di Nazaret, wilayah Galilea, Israel bagian utara.

Yesus lahir di Betlehem ketika orang tuaNya sedang pulang kampung ke Betlehem untuk mendaftarkan diri dalam sensus yang diadakan pemerintah Romawi (Lukas 2:1-7).

Karena Herodes berusaha membunuh Yesus, maka Yusuf membawa Yesus dan Maria, istrinya,  mengungsi ke Mesir (Matius 2:13-15).

Saat itu diperkirakan bayi Yesus sudah berusia sekitar 2 tahun.

Lamanya Yesus dan orang tuaNya di Mesir mungkin sampai beberapa bulan, walau Alkitab tidak menyebut hal ini.

Setelah Herodes Agung mati, maka Yusuf  kembali dari Mesir ke Nazaret, di Galilea.

Di Nazaret-lah kemudian Yesus bertumbuh dan dibesarkan. Itulah sebabnya Ia disebut orang Nazaret (Matius 2:23).

Alkitab tidak menyebut tentang Yesus sejak Ia berusia 2 tahun (ketika mengungsi ke Mesir) hingga disebut lagi pada usia 12 tahun, tatkala orang tuaNya membawaNya merayakan Paskah di Yerusalem.

Yang jelas, Yesus ada dalam pengasuhan orang tuaNya, Yusuf dan Maria di Nazaret, serta bertumbuh secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Lukas 2:41-52).

Setelah berusia 12 tahun, Tuhan Yesus tidak pernah disebut lagi di Alkitab, hingga Ia berusia 30 tahun (lihat poin 2 di bawah).

 

2. Fase Pelayanan 

Ketika Tuhan Yesus berusia 30 tahun, maka Ia mulai memberitakan Injil Kerajaan Allah (Lukas 3:23).

Diperkirakan Tuhan Yesus melakukan pemberitaan Injil Kerajaan Allah selama 3,5 tahun.

Injil Kerajaan Allah adalah Kabar Baik bahwa di dalam Yesus Allah mengampuni dosa-dosa manusia dan memberi mereka hidup yang kekal atau surga.

Manusia tidak perlu berusaha untuk hal itu, mereka hanya perlu bertobat dan percaya kepada Injil (Markus 1:14-15).

Dalam memberitakan Injil, Tuhan Yesus kerap mengajar orang banyak dengan perumpamaan-perumpamaan sehingga mereka dapat memahami ajaranNya dengan mudah (Baca: 10 Perumpamaan Yesus Terpopuler Sepanjang Masa).

Yesus berjalan berkeliling di seluruh wilayah Israel, memberitakan Injil sambil berbuat baik dan menyembuhkan banyak orang (Kisah Para Rasul 10:37-38).

Kesembuhan dan mujizat banyak mewarnai pelayanan Tuhan Yesus, mulai dari menyembuhkan orang yang sakit kusta, mencelikkan mata yang buta, hingga membangkitkan orang mati. (Baca: 10 Mujizat Yesus Terbesar Sepanjang Masa)

Markas pelayanan Tuhan Yesus berada di kota Kapernaum, Galilea, sebab orang-orang sekotaNya menolakNya di Nazaret (Matius 4:13; 13:53-58).

Dalam pelayananNya, Tuhan Yesus selalu disertai oleh 12 muridNya, yang kelak meneruskan pelayananNya dalam memberitakan Injil. (Baca: 12 Murid Yesus Dan Akhir Hidup Mereka)

 

3. Fase Penderitaan Dan Penyaliban

Pada saat Tuhan Yesus memberitakan Injil, banyak orang yang mengikutiNya dan percaya kepadaNya.

Hal ini membuat para pemimpin Yahudi – para tua-tua, imam-imam kepala, ahli Taurat, orang Farisi, orang Saduki – menjadi iri dan benci kepada Yesus.

Apalagi Tuhan Yesus kerap mengecam mereka sebagai orang-orang munafik, yang lebih memperhatikan tradisi nenek moyang daripada firman Tuhan.

Karena itu mereka sepakat untuk menyingkirkan Yesus dengan cara menghukum mati Dia.

Hal pertama yang mereka lakukan adalah bersekongkol dengan salah satu murid Tuhan Yesus, Yudas Iskariot.

Yudas Iskariot bersedia menyerahkan Yesus kepada para pemimpin Yahudi dengan imbalan 30 uang perak, yang pada saat itu bukanlah uang yang bernilai tinggi.

Yudas menunjukkan tempat di mana Yesus biasanya berkumpul dengan murid-muridNya, yakni di Taman Getsemani.

Jadi ketika Tuhan Yesus dan 11 muridNya sedang berada di taman itu pada malam hari, Yudas dan utusan para pemimpin Yahudi datang untuk menangkap Yesus.

Karena Yesus sadar bahwa Ia harus mati demi pengampunan dosa manusia, maka Ia menyerahkan diriNya dan membiarkan murid-muridNya pergi.

Yesus pertama kali dibawa ke rumah Hanas, imam besar Yahudi yang sudah pensiun (tapi masih punya pengaruh) serta mertua imam besar pada masa itu, Kayafas.

Di rumah Hanas, dengan Hanas pemimpin sidang, Yesus diadili secara tidak adil. Sebab mereka menghadirkan saksi-saksi palsu, diakibatkan mereka tidak punya bukti untuk menghukum mati Yesus.

Mereka memutuskan bahwa Yesus bersalah dengan tuduhan menghujat Allah sehingga layak dihukum mati.

Lalu Yesus dibawa ke rumah imam besar Kayafas. Di sini hukuman Yesus diteguhkan.

Karena pada masa itu bangsa Israel berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi, sehingga tidak berhak menghukum mati seseorang, maka mereka menyerahkan Yesus kepada pemimpin Romawi di Yudea saat itu, Pontius Pilatus.

Mereka menuduh Yesus dengan tuduhan-tuduhan palsu, yakni menghasut rakyat melawan kaisar dan melarang rakyat membayar pajak.

Meskipun Pilatus menganggap Yesus tidak bersalah, dan tahu para pemimpin Yahudi menyerahkan Yesus karena dengki, namun atas desakan para pemimpin Yahudi, Akhirnya Pilatus pun menyerahkan Yesus untuk disalibkan. (Baca: 7 Fakta Tentang Pontius Pilatus)

Pada masa itu hukuman mati dilakukan oleh orang Romawi dengan cara disalibkan, bukan dengan cara dilempari batu, seperti hukuman mati orang Yahudi.

Yesus disalibkan di sebuah bukit di luar kota Yerusalem, yakni bukit Golgota atau bukit Calvary.

 

4. Fase Kematian Dan Penguburan

Yesus disalibkan pukul 9 pagi, wafat di kayu salib pada pukul 3 sore, dan diturunkan dari kayu salib tersebut pada pukul 6 sore, ketika matahari mulai terbenam.

Yesus kemudian dikuburkan di sebuah makam baru, tidak jauh dari bukit Golgota, bukit di mana Ia disalibkan.

Tempat pemakaman Yesus tersebut adalah milik Yusuf Arimatea, seorang yang kaya dan salah satu murid Tuhan Yesus.

Yusuf Arimatea meminta izin kepada Pilatus untuk menurunkan mayat Yesus, mengapaniNya, sebagaimana lazimnya jenazah orang Yahudi, dan menguburkanNya.

Murid-murid Yesus yang lain, seperti para wanita yang menyaksikan penyaliban Yesus, juga menyaksikan penguburan Yesus (Lukas 23:50-55).

Kematian Yesus di kayu salib ternyata bukan kematian biasa, tetapi punya makna khusus bagi manusia, khususnya orang percaya. (Baca: 7 Makna Kematian Yesus Bagi Orang Percaya).

Yesus adalah Tuhan. Tetapi tentu Tuhan tidak dapat mati, manusia yang dapat mati. Karena itu Tuhan harus menjadi manusia terlebih dahulu agar Ia bisa mati.

Dan itulah yang dilakukan Tuhan Yesus. Dia menjadi manusia agar Ia bisa mati bagi manusia.

Jadi kematianNya di atas kayu salib bukan terjadi karena manusia – manusia hanya alat saja – tetapi karena Yesus sendiri yang secara sukarela datang ke dunia menjadi manusia dan mengalami kematian.

Mengapa Yesus harus mengalami kematian? Karena hanya dengan kematianNyalah manusia dapat beroleh pengampunan dosa dan hidup kekal di surga (Markus 10:45).

 

5.  Fase Kebangkitan

Pada hari yang ketiga, pada hari Minggu pagi, ketika para wanita tersebut mendatangi kubur Yesus, kubur telah kosong.

Yesus telah bangkit!

Kebangkitan Yesus ini diperkuat oleh kesaksian dua malaikat yang hadir di kubur Yesus (Lukas 24:1-12).

Kebangkitan Yesus mempunyai makna yang dalam bagi orang Kristen.

Dengan kebangkitan Yesus, maka keilahianNya diteguhkan, kebangkitan orang mati terjamin, dan orang percaya memasuki hidup yang baru. (Baca: 7 Makna Kebangkitan Yesus Bagi Orang Percaya)

Tinggalkan Balasan