Artikel ini berisi tentang 10 ketua umum, sekretaris jenderal, dan bendahara umum parpol beragama Kristen dan Katolik di Indonesia.
Di Indonesia saat ini terdapat banyak partai politik atau parpol, baik parpol yang berasas nasionalis maupun parpol berbasis agama, baik yang ikut pada kontestasi pemilu tahun 2019 nanti maupun yang tidak ikut (karena tidak lolos verifikasi).
Sebagaimana umumnya dengan sebuah organisasi, organisasi politik juga memiliki sistem kepengurusan/kepemimpinan inti yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
Baca juga: 25 Politisi Indonesia Terpopuler Beragama Kristen
Namun dalam organisasi-organisasi besar seperti parpol, ketiga jenis kepemimpinan ini kemudian dikembangkan menjadi ketua umum (ketum), yang membawahi para ketua; sekretaris jenderal (sekjen), yang membawahi para wakil sekjen (wasekjen); dan bendahara umum (bendum), yang membawahi para bendahara.
Dari sekian banyak ketua umum, sekretaris jenderal, dan bendahara umum partai politik yang ada di Indonesia saat ini, terdapat sejumlah tokoh beragama Kristen atau Katolik.
Baca juga: 82 Anggota DPR RI Beragama Kristen
Artikel kali ini akan menyoroti 10 ketua umum, sekretaris jenderal, dan bendahara umum parpol beragama Kristen dan Katolik, semuanya dari partai yang akan ikut berkontestasi pada pemilu 2019 tahun depan.
Kesepuluh ketua umum, sekretaris jenderal, dan bendahara umum parpol beragama Kristen dan Katolik ini berasal dari 7 partai politik.
Dari kesepuluh pimpinan inti parpol ini, 2 di antaranya merupakan ketua umum partai, 3 sekretaris jenderal partai, dan 5 bendahara umum partai.
Baca juga: 20 Pahlawan Indonesia Beragama Kristen Terpopuler
Siapa sajakah 10 ketua umum, sekretaris jenderal, dan bendahara umum parpol beragama Kristen dan Katolik di Indonesia saat ini?
Berikut daftarnya dan sedikit tentang profil mereka, yang sebagian besar diambil dari wikipedia atau situs partai yang bersangkutan.
1. Hary Tanoesoedibjo (Ketua Umum Perindo)
Hary Tanoe lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 26 September 1965.
Pada 7 Februari 2015, Hary mendeklarasikan Partai Persatuan Indonesia atau Partai Perindo, dan menjadi ketua umumnya. Perindo adalah partai baru yang akan ikut berkontestasi pada pemilu 2019 untuk pertama kalinya.
Awalnya Perindo adalah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.
Sebelum membentuk Perindo, Hary pernah bergabung dengan partai Nasdem dan partai Hanura.
Hary adalah seorang konglomerat Indonesia, terutama dikenal sebagai pemilik dari MNC Group. Selain tiga stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, MNCTV, dan GTV, grup medianya ini juga mencakup stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, dan tabloid remaja Genie.
Hary juga adalah salah satu orang terkaya di Indonesia.
Pada tahun 2011, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar (lebih dari 15 triliun rupiah).
Hary meraih gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).
2. Grace Natalie (Ketua Umum PSI)
Grace Natalie lahir di Jakarta, pada 4 Juli 1982.
Grace adalah seorang mantan pembawa acara berita dan jurnalis.
Grace Natalie mengenyam pendidikan tingginya di jurusan akuntansi IBII (Institut Bisnis dan Informatika Indonesia), Jakarta.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, SCTV langsung merekrutnya. Di sana ia menjadi salah satu penyiar Liputan 6. Pada tahun-tahun pertamanya sebagai jurnalis ia banyak turun ke lapangan meliput berbagai peristiwa, mulai dari berita kriminal, politik, ekonomi, dan peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat.
Dalam waktu tiga tahun kariernya makin menanjak dan ia sempat berpindah-pindah stasiun TV. Dari SCTV ia pindah ke ANTV, dan tak lama kemudian dari ANTV ia pindah lagi ke TVOne.
Grace pernah beberapa kali melakukan wawancara ekslusif dengan tokoh-tokoh internasional, seperti Abhisit Vejjajiva (Perdana Menteri Thailand), Jose Ramos Horta (presiden Timor Leste), Steve Forbes (CEO Majalah Forbes), George Soros, dll.
Di dunia maya, Grace adalah salah satu pembawa acara berita terfavorit dengan mendapat gelar Anchor of the Year 2008 dan Runner Up Jewel of the Station 2009 versi blog News Anchor Admirer.
Pada bulan Juni 2012, Grace Natalie resmi meninggalkan tvOne untuk menjadi CEO Saiful Mujani Research and Consulting.
Namun pada tahun 2014, ia banting setir dan masuk ke dunia politik dan sekarang menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Seperti halnya Perindo, PSI adalah partai baru yang baru akan ikut berkontestasi pada pemilu 2019 yang akan datang.
3. Hasto Kristiyanto (Sekretaris Jenderal PDI-P)
Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta, pada 7 Juli 1966.
Saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDI-P), menggantikan Tjahjo Kumolo yang diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Sebelumnya, Hasto menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P.
Hasto juga merupakan salah satu deputi Tim Transisi menjelang pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia, pada 20 Oktober 2014.
Ia menjadi anggota DPR RI pada periode 2004-2009 dari fraksi PDI-P. Saat itu, dia duduk di Komisi VI yang menangani permasalahan perdagangan, perindustrian, investasi dan koperasi. (Baca: 25 Politisi Indonesia Terpopuler Beragama Kristen)
Sejak duduk di bangku SMA, dia sudah tertarik dengan dunia politik dan gemar membaca buku politik. Dan ketika menjadi mahasiswa, Hasto aktif berorganisasi dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.
Ia meraih gelar S1 dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan S2 dari Prasetya Mulya Business School, Jakarta.
4. Hinca Panjaitan (Sekretaris Jenderal Demokrat)
Hinca Panjaitan lahir di Aek Songsongan, Asahan, Sumatera Utara, pada 25 September 1964.
Hinca merupakan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak Mei 2015. Hinca juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP-Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat serta menjadi anggota komite konvensi penjaringan calon presiden Partai Demokrat.
Selain aktif di partai politik, Hinca juga dikenal sebagai pengurus PSSI. Tercatat bahwa ia sempat menjadi Ketua Komisi Disiplin PSSI. Pada Kongres Luar Biasa PSSI tanggal 18 April 2015 di Surabaya, Hinca terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI bersama Erwin Dwi Budiawan.
Hinca meraih gelar Sarjana Hukum bidang Hukum Tata Negara di Universitas HKBP Nommensen, Medan, dan gelar Magister Hukum bidang Hukum Tata Negara di Progam Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung, dan doktor hukum dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang.
Hinca pernah bekerja sebagai Asisten Dosen Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, Medan, Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Katolik Santo Thomas Medan dan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jakarta.
Hinca juga merupakan seorang advokat dan masuk dalam keanggotaan Perhimpunan Advokat Indonesia.
Hinca kemudian dilantik sebagai anggota DPR RI Pergantian Antar Waktu (PAW) dari Partai Demokrat.
5. Johnny G. Plate (Sekretaris Jenderal Nasdem)
Johnny Gerard Plate, S.E, lahir di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada 10 September 1956.
Ia terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur I setelah memperoleh 33.704 suara. (Baca juga: 82 Anggota DPR RI Beragama Kristen)
Johnny duduk di Komisi XI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan.
Johnny G. Plate sebelumnya adalah seorang pengusaha.
Ia juga merupakan Ketua Departemen Energi SDA dan Lingkungan Hidup, DPP Partai NasDem.
Kemudian ia dipilih sebagai Sekjen Partai Nasdem.
Pendidikannya ia tempuh di Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) dan S1, Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta.