Artikel ini membahas tentang 10 tokoh Alkitab yang jujur.

Alkitab mencatat banyak tokoh Alkitab yang jujur.

Jujur maksudnya adalah tidak berbohong atau tidak berbuat curang, seperti yang didefenisikan oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Tokoh-tokoh Alkitab yang jujur ini semuanya merupakan para pemimpin, seperti nabi, panglima perang, pejabat tinggi negara, dan bupati.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Tidak Jujur

Mereka disebut jujur sebab dalam satu atau beberapa ayat Alkitab dicatat tentang perkataan, sikap, dan perbuatan mereka yang jujur, sekalipun Alkitab tidak selalu memakai kata “jujur”.

Dan kejujuran mereka ini membawa dampak besar bagi hidup mereka, seperti naik jabatan, dipercaya, dihormati, dan memperoleh berkat-berkat.

Baca juga: 7 Tokoh Alkitab Yang Korupsi

Namun sebagian dari para tokoh Alkitab yang jujur ini harus mengalami fitnah dari orang-orang yang berusaha menjatuhkan mereka.

Dan beberapa di antara mereka berhasil dijatuhkan/disingkirkan, walau pada akhirnya Tuhan tolong.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Tidak Taat Kepada Tuhan

Tetapi hal itu justru membuat mereka semakin dikenal sebagai orang-orang yang jujur.

Tokoh-tokoh Alkitab yang jujur ini terdiri dari tokoh-tokoh Alkitab yang ada di Perjanjian Lama, maupun tokoh-tokoh Alkitab yang ada di Perjanjian Baru.

Baca juga: 10 Karakter Tokoh Alkitab Yang Patut Diteladani

Tentu kejujuran adalah suatu sifat moral atau karakter yang disukai Tuhan. Orang yang jujur dikasihi Tuhan, dan doanya dikenanNya (Amsal 15:8; 16:13).

Karena itu kita perlu meneladani para tokoh Alkitab yang jujur ini.

Lalu, siapa sajakah 10 tokoh Alkitab yang jujur tersebut?

Berikut pembahasannya.

 

1. Ayub

Tokoh Alkitab yang jujur, yang pertama adalah Ayub.

Ayub adalah seorang yang kaya. Tetapi Ayub juga orang yang benar dan saleh di hadapan Allah.

Ayub adalah orang yang jujur dalam seluruh hidupnya.

Bahkan Allah sendiri memuji kejujuran Ayub, dan menyebutnya sebagai orang paling jujur di bumi (Ayub 1:1, 8).

Namun Allah mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub dengan sangat berat: kematian anak-anaknya secara mendadak, penyakit kulitĀ  yang dideritanya, dan harta kekayaannya yang lenyap seketika.

Bahkan istrinya meminta Ayub untuk mengutuki Allahnya lalu mati.

Demikian juga sahabat-sahabatnya, yang datang menghiburnya. Mereka mempersalahkan Ayub; mereka berpikir bahwa Ayub menderita karena dosa-dosanya.

Tetapi Ayub tidak mempersalahkan Tuhan atas segala penderitaan yang dialaminya.

Pada akhirnya Ayub dipulihkan oleh Tuhan setelah ia selesai menjalani pencobaan iblis yang Allah izinkan terjadi atas dirinya. (Baca: 10 Tokoh Alkitab Yang Saleh)

 

2. Yusuf

Tokoh Alkitab yang jujur, yang kedua adalah Yusuf.

Yusuf adalah anak kesayangan Yakub, sebab Yusuf lahir di masa tua Yakub dari istri kesayangannya, Rahel. Karena itulah Yakub memanjakan Yusuf. Ia membelikan Yusuf jubah yang sangat indah.

Hal ini membuat saudara-saudara Yusuf menjadi cemburu.

Itulah sebabnya Yusuf mereka jual kepada seorang Ismael yang kemudian membawa Yusuf ke Mesir. Yusuf dijual kepada seorang pegawai istana Firaun yang bernama Potifar. (Baca: 12 Anak Yakub, Nenek Moyang Bangsa Israel)

Yusuf kemudian menjadi kepala rumah tangga Potifar dan orang kepercayaannya.

Yusuf adalah seorang pemuda yang tampan serta punya karakter yang baik.

Karena itu istri Potifar sangat tertarik kepadanya, dan ia berkali-kali menggoda Yusuf agar mau berhubungan intim dengannya.

Tetapi Yusuf, seorang yang takut akan Tuhan, tidak pernah mau menuruti ajakan istri Potifar itu.

Yusuf berkata bahwa ia tidak mau melakukan dosa di hadapan Tuhan, serta tidak mau mengkhianati tuannya, Potifar, yang telah mengangkatnya menjadi penguasa atas seluruh miliknya (Kejadian 39:8-9).

Merasa kesal dengan penolakan Yusuf, maka istri Potifar pun memfitnah Yusuf dengan berkata bahwa Yusuf ingin memperkosanya.

Potifar sangat marah, lalu ia memasukkan Yusuf ke dalam penjara.

Namun di penjara, atas penyertaan Tuhan, Yusuf menjadi orang kepercayaan kepala penjara (Kejadian 41:39-44).

Bahkan Yusuf kemudian menjadi pemimpin tertinggi di Mesir di bawah kuasa Firaun.

 

3. Kaleb

Tokoh Alkitab yang jujur, yang ketiga adalah Kaleb.

Kaleb adalah salah satu dari 12 pengintai yang diutus Musa untuk mengintai Tanah Kanaan/Tanah Perjanjian.

Kedua belas pengintai ini pergi mengintai Tanah Kanaan selama 40 hari. Setelah itu mereka kembali kepada Musa di padang gurun Paran dengan membawa setandan buah anggur hasil Tanah Perjanjian.

Memang negeri itu adalah Tanah yang subur, seperti yang Tuhan janjikan kepada Abraham, yakni tanah yang berlimpah susu dan madunya.

Tetapi ada banyak bangsa juga yang menjadi penghuni Tanah Kanaan. Dan secara manusia mereka adalah bangsa yang cukup kuat.

Karena itulah, setelah pulang dari Tanah Kanaan, 10 orang dari pengintai itu memberi kabar buruk kepada orang Israel.

Mereka berkata bahwa Tanah Kanaan memang sangat subur, yang dibuktikan dengan setandan buah anggur yang mereka bawa.

Tetapi – mereka menambahkan – penduduk Tanah Kanaan sangat kuat. Di antara mereka juga terdapat raksasa-raksasa yang memakan penduduknya (ini adalah berita membesar-besarkan).

Sementara 2 orang pengintai, yakni Kaleb dan Yosua, memberi berita positif.

Mereka berkata bahwa Tanah Kanaan akan mereka taklukkan, sebab Tuhan menyertai mereka, asal bangsa Israel percaya kepadaNya.

Sayang, sebagian besar orang Israel lebih mempercayai kesepuluh pengintai yang berkata bohong, ketimbang kedua pengintai yang berkata benar dan jujur.

Bahkan Kaleb dan Yosua hampir mereka bunuh.

Akibatnya, bangsa Israel memberontak kepada Tuhan, mereka takut menghadapi penghuni Tanah Kanaan. Dan mereka menolak pergi ke Tanah Perjanjian dan ingin kembali ke Mesir.

Maka Tuhan pun murka terhadap bangsa Israel.

Ia membunuh 10 pengintai itu serta semua orang yang tak percaya kepada laporan mereka, yakni semua laki-laki yang berusia 20 tahun ke atas.

Jadi yang masuk ke Tanah Perjanjian hanya dua pengintai yang membawa kabar baik serta orang Israel yang berusia 20 tahun ke bawah, para perempuan dan anak-anak. (Baca: 12 Pengintai Tanah Kanaan Dan Kisah Mereka)

Di usianya yang 85 tahun, Kaleb masih kuat, baik secara fisik maupun mental, sehingga dia masih dapat merebut wilayah Hebron yang dimintanya kepada Yosua, rekan sekaligus pemimpinnya.

Di sini Kaleb menyinggung kembali kejujurannya dalam memberi berita yang sebenarnya tentang Tanah Kanaan (Yosua 14:6-15).

 

4. Samuel

Tokoh Alkitab yang jujur, yang keempat adalah Samuel.

Samuel adalah seorang nabi dan hakim Israel, yakni hakim yang terakhir (1 Samuel 7:15).

Hakim adalah sebutan bagi para pemimpin tertinggi Israel di Tanah Perjanjian sebelum munculnya jabatan raja.

Dan Samuel menjadi hakim Israel seumur hidupnya. Samuel adalah salah satu dari 7 Hakim Israel Terbesar Di Alkitab

Setelah Samuel melantik Saul sebagai raja Israel yang pertama, maka ia pun mengundurkan diri.

Samuel adalah seorang pemimpin yang lurus dan jujur.

Ia berani bersaksi di hadapan bangsa Israel bahwa selama menjabat sebagai hakim Israel, ia tidak pernah melakukan korupsi atau hal-hal tercela lainnya (1 Samuel 12:3-4).

Namun sayang, anak-anak Samuel melakukan hal-hal yang sebaliknya. Mereka tidak jujur dalam tugas-tugas mereka.

Tatkala Samuel sudah tua, diangkatnyalah anak-anaknya menjadi hakim Israel untuk menggantikan dia.

Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup benar seperti dia.

Hal itulah yang menjadi pemicu bagi orang Israel untuk menuntut adanya seorang raja bagi mereka, yang Tuhan kabulkan dengan memberikan SaulĀ (1 Samuel 8:1-22).

 

5. Daud

Tokoh Alkitab yang jujur, yang kelima adalah Daud.

Daud adalah raja kedua Israel setelah Saul dan merupakan raja terbesar Israel.

Namun, sekalipun telah dilantik jadi raja Israel, Daud belum bisa duduk di tahta kerajaan, sebab Saul, raja yang telah ditolak oleh Tuhan, berusaha untuk membunuhnya.

Ketika Saul terus menerus mengejar Daud untuk membunuhnya, maka Daud pergi mengungsi ke negeri orang Filistin, kepada Akhis, raja kota Gat.

Daud tinggal di negeri orang Filistin selama 1 tahun 4 bulan. Daud dan keluarganya serta seluruh pasukannya yang berjumlah 600 orang, tinggal tersendiri di Ziklag, terpisah dari orang-orang Filistin.

Di Filistin, Daud kemudian menjadi pengawal dan orang kepercayaan raja Akhis. (Baca: 10 Tokoh Minoritas Alkitab Yang Berkuasa Di Tengah Kaum Mayoritas)

Namun Daud tidaklah berkhianat terhadap bangsanya. Ia tidak pernah berperang melawan orang Israel. Ia hanya berperang melawan bangsa-bangsa lain, yang merupakan musuh orang Filistin, sekaligus musuh bangsa Israel (1 Samuel 27:1-12).

Akan tetapi, orang-orang Filistin tidak menyenangi Daud, mungkin mereka takut Daud berbalik memerangi mereka.

Maka raja-raja orang Filistin pun meminta Daud pulang ke negerinya, Israel.

Raja Akhis dengan berat hati dan dengan terpaksa menuruti permintaan raja-raja orang Filistin tersebut, sekalipun ia sangat senang dengan pribadi dan prestasi Daud.

Sebab raja Akhis tahu betul bahwa Daud adalah orang yang jujur selama menjadi pengawalnya (1 Samuel 29:1-11).

Tinggalkan Balasan