Artikel ini membahas tentang 10 tokoh Alkitab yang saleh dan yang patut untuk diteladani oleh orang percaya.

Ada banyak tokoh Alkitab yang saleh, yang dicatat di Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.

Saleh yang dimaksud di sini adalah dalam arti luas, bukan hanya sekedar taat dalam menjalankan ritual agama, seperti berdoa atau beribadah.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Taat Kepada Tuhan

Akan tetapi saleh yang dimaksud di sini terutama mencakup cara hidup yang benar, berintegritas, tidak bercela, dan sesuai dengan firman dan kehendak Tuhan.

Dan tentu ada banyak pelajaran yang bisa kita dapat dari kesalehan tokoh-tokoh Alkitab ini.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Setia Sampai Akhir

Artikel kali ini akan membahas tentang 10 tokoh Alkitab yang saleh dan yang patut untuk diteladani.

Mereka disebut saleh sebab Alkitab menyebut mereka sebagai orang saleh, atau Alkitab mencatat cara hidup mereka yang saleh.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Rendah Hati

Lalu siapa sajakah 10 tokoh Alkitab yang saleh dan yang patut untuk diteladani? Berikut pembahasannya.

 

1. Henokh

Henokh, dua kali dikatakan oleh Alkitab sebagai orang yang bergaul dengan Tuhan.

“Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”  (Kejadian 5:22-24)

Hal ini berarti bahwa Henokh adalah orang yang dekat dengan Tuhan dan menjauhi dosa.

Dengan kata lain, Henokh adalah orang yang saleh.

Dan Henokh diangkat Tuhan ke surga, jadi ia tidak mengalami kematian seperti manusia pada umumnya.

Henokh berumur 365 tahun pada saat ia diangkat ke sorga. Karena itu Henokh tidak mencapai umur yang panjang di bumi, seperti orang-orang pada zamannya.

Yared, ayah Henokh, pada saat meninggalnya, mencapai usia 962 tahun! (Kejadian 5:18-20).

Sedangkan Metusalah, anak Henokh, saat meninggal, usianya mencapai 969 tahun! Hal ini berarti bahwa Metusalah adalah manusia tertua yang pernah hidup di bumi (Kejadian 5:25-27).

 

2. Nuh

Nuh adalah orang yang benar di hadapan Allah. Ia hidup bergaul dengan Allah, di tengah-tengah dunia yang moralnya bobrok.

“Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” (Kejadian 6:9)

“Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini.” (Kejadian 7:1)

Pada masa Nuh, kejahatan manusia di bumi semakin besar dan kecenderungan hatinya hanyalah melakukan kejahatan.

Karena itu Tuhan sangat marah dan berencana untuk menghukum manusia dengan mendatangkan air bah ke bumi.

Tetapi Tuhan ingin menyelamatkan Nuh sekeluarga, sebab hidupnya benar serta bergaul dengan Tuhan.

Karena itu Tuhan menyuruhnya untuk membuat sebuah bahtera, sehingga ia sekeluarga selamat dari air bah yang melanda bumi.

 

3. Ayub

Ayub adalah seorang yang kaya. Tetapi Ayub juga adalah orang yang benar dan saleh di hadapan Allah.

Bahkan Allah sendiri memuji kesalehan Ayub di hadapan iblis.

“Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1)

“Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:8)

Allah mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub dengan sangat berat: kematian anak-anaknya secara mendadak, penyakit kulit  yang dideritanya, dan harta kekayaannya yang lenyap seketika.

Bahkan istrinya meminta Ayub untuk mengutuki Allahnya lalu mati.

Demikian juga sahabat-sahabatnya, yang datang menghiburnya. Mereka mempersalahkan Ayub; mereka berpikir bahwa Ayub menderita karena dosa-dosanya.

Namun Ayub tidak mempersalahkan Tuhan atas segala penderitaan yang dialaminya.

Meski sempat ragu, iman Ayub tetap kokoh kepada Tuhan. Ayub tetap setia sampai akhir dalam mengikut Tuhan.

Pada akhirnya Ayub dipulihkan oleh Tuhan setelah ia selesai menjalani pencobaan iblis yang Allah izinkan terjadi atas dirinya.

 

4. Yusuf

Yusuf adalah salah satu tokoh Alkitab yang berintegritas dan takut akan Tuhan. Jelas Yusuf adalah seorang yang saleh. (Baca: 10 Pria Paling Tampan Di Alkitab).

Kesalehan Yusuf terlihat tatkala ia menjadi kepala rumah tangga dan orang kepercayaan Potifar, kepala pengawal Firaun.

Yusuf adalah seorang pemuda yang tampan sehingga istri Potifar sangat tertarik kepadanya, dan ia berkali-kali menggoda Yusuf agar mau berhubungan intim dengannya.

Tetapi Yusuf tidak pernah mau menuruti ajakan istri Potifar itu, karena ia takut akan Tuhan dan tidak mau melakukan dosa di hadapanNya.

“Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:8-9)

Integritas Yusuf membuatnya difitnah oleh istri Potifar dengan berkata bahwa Yusuf ingin memperkosanya, sehingga Yusuf dimasukkan ke penjara.

Tetapi oleh campur tangan Tuhan, Yusuf akhirnya keluar penjara dan menjadi pemimpin tertinggi di Mesir di bawah kuasa Firaun.

 

5. Yosia

Yosia adalah raja Israel/Yehuda paling saleh. Ia adalah anak Amon, raja Yehuda yang sangat jahat.

Yosia menjadi raja Yehuda ketika ia masih berusia 8 tahun! Dan ia memerintah selama 31 tahun.

“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan.” (2 Tawarikh 34:2-3)

Pada tahun ke-12 pemerintahannya, Yosia mulai mentahirkan Yehuda dari penyembahan berhala yang berkembang subur pada masa pemerintahan ayahnya, Amon. (2 Tawarikh 34:1-7).

Yosia memang dikenal sebagai tokoh pembaharu. Ia melakukan reformasi keagamaan yang besar di kerajaan Yehuda.

Reformasi ini bermula saat imam besar Hilkia menemukan kitab Taurat di Bait Allah pada tahun ke-18 pemerintahan Yosia.

Ketika raja membaca hukuman Tuhan dalam kitab tersebut, maka ia pun merendahkan dirinya, berkabung dan menangis di hadapan Tuhan.

Dari Yeremia 22:15-16 dapat disimpulkan bahwa Yosia memerintah Yehuda secara adil dan benar.

Yosia adalah raja Yehuda terakhir yang saleh. Raja-raja Yehuda setelah dia tidak ada lagi yang saleh, hingga bangsa Babel datang menyerang Yehuda dan membuang penduduknya ke Babel.

Tinggalkan Balasan