Artikel ini berisi tentang 12 pengintai Tanah Perjanjian dan kisah mereka.

Ketika bangsa Israel berada di padang gurun Paran, dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, Tuhan memerintahkan kepada Musa agar ia mengutus 12 pengintai ke Tanah Kanaan, yakni tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya (bangsa Israel).

Kedua belas pengintai itu bertugas untuk mengintai atau mengamat-amati Tanah Perjanjian: bagaimana keadaan tanahnya serta seberapa kuat bangsa-bangsa penghuninya.

Kedua belas pengintai yang diutus Musa itu adalah para pemimpin atau kepala di tiap-tiap suku Israel. Mereka adalah orang-orang yang dipilih dari 12 suku Israel (dari 12 anak Yakub), satu orang mewakili satu suku.

Baca juga: 12 Anak Yakub, Nenek Moyang Bangsa Israel

Tetapi suku Lewi tidak termasuk, sebab suku Lewi telah dipilih Tuhan secara khusus untuk melayani di Kemah Suci.

Jadi mereka tidak mendapat warisan di Tanah Perjanjian, sehingga tidak perlu ikut mengintai.

Posisi suku Lewi digantikan oleh suku Yusuf. Jadi suku Yusuf dibagi menjadi dua, yakni suku Efraim dan suku Manasye, atau biasa disebut juga suku Yusuf.

Baca juga: 12 Murid Yesus Dan Akhir Hidup Mereka

Kedua belas pengintai ini pergi mengintai Tanah Kanaan selama 40 hari. Setelah itu mereka kembali kepada Musa di padang gurun Paran dengan membawa setandan buah anggur hasil Tanah Perjanjian.

Memang negeri itu adalah Tanah yang subur, seperti yang Tuhan janjikan kepada Abraham, yakni tanah yang berlimpah susu dan madunya.

Tetapi ada banyak bangsa juga yang menjadi penghuni Tanah Kanaan. Dan secara manusia mereka adalah bangsa yang cukup kuat.

Baca juga: 10 Nabi Terbesar Di Perjanjian Lama

Karena itulah, setelah pulang dari Tanah Kanaan, 10 orang dari pengintai itu memberi kabar buruk kepada orang Israel.

Mereka berkata bahwa Tanah Kanaan memang sangat subur, yang dibuktikan dengan setandan buah anggur yang mereka bawa.

Tetapi – mereka menambahkan – penduduk Tanah Kanaan sangat kuat. Di antara mereka juga terdapat raksasa-raksasa yang memakan penduduknya.

Sementara 2 orang pengintai memberi berita positif.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Tidak Taat

Mereka berkata bahwa Tanah Kanaan akan mereka taklukkan, sebab Tuhan menyertai mereka, asal bangsa Israel percaya kepadaNya.

Sayang, sebagian besar orang Israel lebih mempercayai kesepuluh pengintai yang berkata bohong, ketimbang kedua pengintai yang berkata benar.

Akibatnya bangsa Israel memberontak kepada Tuhan, mereka takut menghadapi penghuni Tanah Kanaan.

Mereka menolak pergi ke Tanah Perjanjian dan ingin kembali ke Mesir.

Baca juga: 10 Karakter Tokoh Alkitab Perjanjian Lama Yang Patut Diteladani

Maka Tuhan pun sangat murka terhadap bangsa Israel.

Ia membunuh 10 pengintai itu serta semua orang yang tak percaya kepada laporan mereka, yakni semua laki-laki yang berusia 20 tahun ke atas.

Inilah salah satu pemberontakan terbesar bangsa Israel kepada Tuhan, dan satu dari 10 Hukuman Tuhan Terbesar Kepada Manusia

Jadi yang masuk ke Tanah Perjanjian hanya dua pengintai yang membawa kabar baik serta orang Israel yang berusia 20 tahun ke bawah, para perempuan dan anak-anak.

Namun mereka ini pun harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun sebelum masuk ke Tanah Perjanjian, sampai semua para pemberontak tersebut mati di padang gurun (Bilangan 13-14).

Mereka dihukum selama 40 tahun, sesuai dengan jumlah hari dalam mengintai Tanah Kanaan, yakni 40 hari, di mana 1 hari setara dengan 1 tahun (Bilangan 13-14).

Nah, artikel ini akan membahas tentang 12 pengintai Tanah Perjanjian tersebut.

Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Yang Mati Seketika Karena Dosanya

Sebenarnya, 10 dari 12 pengintai Tanah Kanaan ini, yakni yang memberi kabar buruk, hanya disebut dalam kisah pengintaian Tanah Kanaan.

Selain itu, tidak ada lagi disebut nama mereka. Seolah hendak menegaskan bahwa nama mereka tak perlu dikenang, akibat pemberontakan mereka kepada Tuhan.

Karena itu, hanya sedikit informasi yang bisa diberikan tentang mereka.

Sedangkan dua pengintai lagi dibahas beberapa kali lagi di Alkitab, bahkan salah satunya menjadi salah satu tokoh terpenting di Alkitab.

Jadi cukup banyak informasi yang bisa diberikan tentang mereka.

Lalu siapa sajakah yang termasuk ke dalam 12 pengintai Tanah Kanaan/Tanah Perjanjian? Berikut pembahasannya.

 

1. Syamua bin Zakur (Pemimpin Suku Ruben)

Pengintai Tanah Perjanjian atau Tanah Kanaan, yang pertama adalah Syamua bin Zakur.

Syamua bin Zakur adalah pengintai Tanah Kanaan mewakili suku Ruben.

Hal ini berarti bahwa Syamua bin Zakur adalah seorang pemimpin atau kepala suku Ruben.

Namun tidak ada catatan Alkitab tentang latar belakang Syamua bin Zakur, juga anak-anak atau keturunannya, sebelum dan sesudah peristiwa pemberontakan Israel di padang gurun Paran.

Tetapi Syamua bin Zakur adalah salah satu dari 10 pengintai Tanah Kanaan yang memberi kabar buruk seputar Tanah Perjanjian tersebut.

Dan yang jelas, Syamua bin Zakur tewas di padang gurun sebagai akibat pemberontakannya kepada Tuhan (lihat pendahuluan artikel ini).

Jadi Syamua bin Zakur tidak masuk ke Tanah Kanaan, yakni Tanah Perjanjian yang melimpah susu dan madunya, tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya (bangsa Israel).

 

2. Safat bin Hori (Pemimpin Suku

Simeon)

Pengintai Tanah Perjanjian atau Tanah Kanaan, yang kedua adalah Safat bin Hori.

Safat bin Hori adalah pengintai Tanah Kanaan mewakili suku Simeon.

Hal ini berarti bahwa Safat bin Hori adalah seorang pemimpin atau kepala suku Simeon.

Namun tidak ada catatan Alkitab tentang latar belakang Safat bin Hori, juga anak-anak atau keturunannya, sebelum dan sesudah peristiwa pemberontakan Israel di padang gurun Paran.

Safat bin Hori adalah salah satu dari 10 pengintai Tanah Kanaan yang memberi kabar buruk seputar Tanah Perjanjian tersebut.

Safat bin Hori juga tewas di padang gurun sebagai akibat pemberontakannya kepada Tuhan.

Safat bin Hori tidak masuk ke Tanah Kanaan, yakni Tanah Perjanjian yang melimpah susu dan madunya, tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya (bangsa Israel).

 

3. Kaleb bin Yefune (Pemimpin Suku

Yehuda)

Pengintai Tanah Perjanjian atau Tanah Kanaan, yang ketiga adalah Kaleb bin Yefune.

Kaleb bin Yefune adalah pengintai Tanah Kanaan mewakili suku Yehuda.

Hal ini berarti bahwa Kaleb bin Yefune adalah seorang pemimpin atau kepala suku Yehuda.

Dari 12 pengintai Tanah Perjanjian, hanya Kaleb dan Yosua (lihat poin 5 di bawah) yang memberi kabar baik seputar Tanah Kanaan, sehingga mereka berdua Tuhan izinkan memasuki Tanah Perjanjian dan mendapat bagian di dalamnya.

Sedangkan 10 pengintai lainnya, memberi kabar buruk, sehingga tewas di padang gurun.

Di usianya yang sudah 85 tahun, Kaleb masih kuat, baik secara fisik maupun mental, sehingga dia masih dapat merebut wilayah Hebron yang dimintanya kepada Yosua, rekan sekaligus pemimpinnya (Yosua 14).

Kaleb adalah ayah mertua Otniel.

Otniel adalah hakim pertama Israel, yakni pemimpin politik, militer, dan pemerintahan pasca Yosua sebelum adanya jabatan raja di IsraelĀ (Hakim-hakim 3:7-11).

Kaleb termasuk salah satu dari 100 Tokoh Alkitab Terpopuler

 

4. Yigal bin Yusuf (Pemimpin Suku

Isakhar)

Pengintai Tanah Perjanjian atau Tanah Kanaan, yang keempat adalah Yigal bin Yusuf.

Yigal bin Yusuf adalah pengintai Tanah Kanaan mewakili suku Isakhar.

Hal ini berarti bahwa Yigal bin Yusuf adalah seorang pemimpin atau kepala suku Isakhar.

Namun tidak ada catatan Alkitab tentang latar belakang Yigal bin Yusuf, juga anak-anak atau keturunannya, sebelum dan sesudah peristiwa pemberontakan Israel di padang gurun Paran.

Yigal bin Yusuf juga merupakan salah satu dari 10 pengintai Tanah Kanaan yang memberi kabar buruk seputar Tanah Perjanjian tersebut.

Akibatnya, Yigal bin Yusuf tewas di padang gurun sebagai akibat pemberontakannya kepada Tuhan.

Jelas Yigal bin Yusuf tidak masuk ke Tanah Kanaan, yakni Tanah Perjanjian yang melimpah susu dan madunya, tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya (bangsa Israel).

Tinggalkan Balasan