Ada tiga pasang anak kembar yang disebut di Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.
Namun satu pasang dari tiga pasang anak kembar tersebut tidak secara eksplisit disebut di Alkitab.
Hanya saja nama salah satu dari mereka punya arti bahwa dia adalah anak kembar, yang tentu punya saudara kembar. Tetapi tidak disebut tentang saudara kembarnya di Alkitab, baik namanya maupun kisahnya, juga orang tuanya.
Baca juga: 10 Kisah Menarik Tentang Pasangan Suami-Istri di Alkitab
Ketiga pasang anak kembar yang disebut di Alkitab ini adalah orang percaya atau umat Tuhan, bahkan sebagian merupakan tokoh-tokoh Alkitab berpengaruh.
Seperti yang kita ketahui, anak kembar adalah dua anak yang lahir dari ibu yang sama di hari yang sama.
Anak kembar adalah suatu hal yang jarang terjadi, baik pada zaman Alkitab maupun pada zaman sekarang. Karena itu kelahiran seperti ini dianggap unik, dan tentu saja merupakan bukti kebesaran Tuhan, Sang Pencipta.
Baca juga: 10 Kisah Menarik Tentang Mertua dan Menantunya di Alkitab
Artikel ini akan membahas tiga pasang anak kembar atau saudara kembar yang disebut di Alkitab.
Lalu, siapa sajakah ketiga pasang anak kembar yang disebut di Alkitab?
Berikut pembahasannya.
1. Esau dan Yakub
Saudara kembar pertama di Alkitab adalah Esau dan Yakub.
“Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.” (Kejadian 25:24-26).
Esau dan Yakub adalah anak Ishak dan Ribka. Ishak adalah anak Abraham dan Sara.
Ishak menikahi Ribka ketika ia berusia 40 tahun dan setelah Sara, ibunya, meninggal.
Dan setelah sempat mandul selama 20 tahun, Ribka, istri Ishak, mengandung dan melahirkan anak kembar, yakni Esau dan Yakub.
Sebelum kedua anak Ishak lahir, Tuhan berfirman bahwa anak yang bungsu, Yakub, akan lebih berkuasa daripada yang sulung, Esau.
Dengan kata lain Tuhan telah memilih bahwa Yakublah yang akan meneruskan garis keturunan Abraham, bukan Esau, sekalipun Esau adalah anak yang sulung (Kejadian 25:19-27).
Dengan demikian Yakublah juga yang akan mewarisi berkat-berkat Abraham dan Ishak.
Ishak dan Ribka memperlakukan kedua anak mereka secara berbeda.
Ishak dan istrinya masing-masing punya “anak kesayangan”.
Ishak lebih mengasihi si sulung Esau, sedangkan Ribka lebih mengasihi si bungsu Yakub (Kejadian 25:28).
Ishak mengasihi Esau ketimbang Yakub karena ia suka makan daging buruan dan Esau suka berburu. Sementara Ribka lebih mengasihi Yakub ketimbang Esau. Mungkin karena Yakub anak bungsu.
Sejak masa muda Yakub telah menunjukkan dominasinya atas Esau, kakaknya.
Hal ini tampak ketika Esau sedang kelaparan dan ingin memakan sedikit dari bubur kacang merah yang sedang dimasak oleh Yakub.
Yakub hanya bersedia memberinya makan bubur kacang merah tersebut jika Esau bersedia memberi hak kesulungannya kepada Yakub.
Jelas Yakub di sini bukan hanya pelit kepada kakaknya, tetapi juga licik.
Dan Esau tak berdaya menghadapi kelicikan adiknya. Ia terpaksa merelakan hak kesulungannya dengan semangkuk bubur kacang merah.
Kendati demikian, Alkitab justru mencela Esau yang memandang rendah hak kesulungannya sehingga rela menukarkannya dengan semangkuk bubur kacang merah. (Kejadian 25:29-34; Ibrani 12:16-17).
Meski hak kesulungan secara informal telah Esau berikan kepada Yakub, hal itu belum sah jika tidak diberkati oleh ayah mereka, Ishak.
Maka ketika Ishak hendak memberkati Esau, Yakub menyamar jadi Esau atas saran ibunya, Ribka.
Sehingga Ishak memberkati Yakub sebagai anak sulung, karena ia merasa itu adalah Esau.
Saat itu memang Ishak sudah tua dan penglihatannya sudah rabun (Kejadian 27:1-45).
Keinginan Ishak untuk memberkati Esau sebagai anak sulung adalah wujud kecintaannya kepada Esau.
Dan hal itu jelas adalah salah, sebab Tuhan sudah berfirman bahwa Yakublah yang akan lebih berkuasa daripada Esau, karena itu Yakublah yang berhak mewarisi berkat Tuhan kepada Abraham dan Ishak.
Demikian juga Ribka, sekalipun Yakub adalah pilihan Tuhan, namun cara yang Ribka pakai untuk mendapatkan berkat Ishak adalah salah, sebab ia hendak mengalihkan berkat tersebut dengan cara menipu Ishak yang sudah tua.
Dan hal itu bukanlah karena kesadarannya akan firman Tuhan bahwa Yakub akan lebih berkuasa daripada Esau, tetapi semata-mata karena ia lebih sayang kepada Yakub ketimbang Esau.
Jadi Ishak dan istrinya bersaing untuk mendapatkan berkat Tuhan secara tidak benar. Dan Ribkalah yang menang.
Dengan demikian rencana Tuhan bagi keluarga Ishak tetap digenapi, bahwa Yakub lebih berkuasa daripada Esau.
Sekalipun dengan cara menipu Ishak tatkala Ishak sudah tua dan matanya rabun, akhirnya Yakub diberkati Ishak juga sebagai anak sulung (karena mengira Yakub adalah Esau).
Dan Yakub berhak mewarisi janji-janji Tuhan kepada Abraham, seperti yang telah difirmankan Tuhan sebelum kelahiran Esau dan Yakub.
Esau, karena merasa sebagai anak sulung lebih berhak untuk diberkati oleh Ishak, menjadi benci kepada Yakub dan ingin membunuhnya.
Karena itu Ribka terpaksa menyuruh Yakub melarikan diri dari Esau ke rumah saudaranya, Laban.
Setelah 20 tahun di rumah Laban, mertuanya, Yakub kembali ke rumah ayahnya, Ishak.
Saat itu Yakub dan Esau sudah berbaikan. Esau telah mengampuni Yakub.
Dan ketika Ishak meninggal, Yakub dan Esau datang untuk menguburkan Ishak, ayah mereka (Kejadian 35:27-29).
Yakub memperanakkan 12 anak laki-laki dari dua istri, yakni Lea dan Rahel, anak-anak Laban; serta dari dua gundik, yakni Bilha dan Zilpa.
Kedua belas anak laki-laki Yakub inilah yang menjadi nenek moyang dari kedua belas suku Israel. (Baca: 12 Anak Yakub, Nenek Moyang Bangsa Israe)
Keturunan merekalah yang disebut sebagai bangsa Israel.
Sedangkan keturunan Esau adalah bangsa Edom, yang menjadi musuh bangsa Israel pada zaman Alkitab.
2. Peres dan Zerah
Saudara kembar kedua di Alkitab adalah Peres dan Zerah.
“Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya. Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: Inilah yang lebih dahulu keluar. Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar, maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.” (Kejadian 38:27-30).
Peres dan Zerah adalah anak kembar Yehuda dan Tamar. Tamar sebelumnya adalah menantu Yehuda.
Awalnya Yehuda menikahi seorang perempuan Kanaan, anak Syua.
Dari perempuan Kanaan ini Yehuda memperoleh tiga anak, semuanya laki-laki.
Mereka adalah Er, Onan, dan Syela. (Kejadian 38:1-5).
Yehuda mengambil seorang istri bagi anak sulungnya, Er, yakni Tamar.
Tetapi Er itu jahat di mata Tuhan sehingga Tuhan menghukum mati dia.
Lalu Yehuda menyuruh anaknya yang kedua, Onan, mengambil Tamar menjadi istrinya sehingga abangnya, Er, mendapat keturunan dari Onan (sesuai dengan budaya pada masa itu).
Tetapi Onan itu jahat, sebab setiap kali ia berhubungan dengan Tamar, ia sengaja membiarkan air maninya terbuang, sehingga ia tidak mendapat anak dari Tamar.
Karena pikirnya, dia mendapat anak tapi Er yang “menikmatinya”, anak itu akan dianggap sebagai anak Er, abangnya yang telah meninggal.
Maka Tuhan juga membunuh Onan.
Yehuda sebenarnya masih punya satu lagi anak laki-laki yang bisa diberikannya kepada Tamar, tetapi dia masih kecil.
Di samping itu Yehuda juga takut memberikannya kepada Tamar, karena ia takut anak itu nanti juga berlaku sama dengan abang-abangnya sehingga Tuhan menghukum mati.
Menantunya, Tamar menjadi kecewa kepada Yehuda, sebab ia tidak kunjung memberi anak bungsunya, Syela, kepadanya Tamar.
Tamar pulang ke rumah orang tuanya dan merasa dipermainkan oleh mertuanya, Yehuda.
Di samping kehilangan dua anak, Yehuda juga harus kehilangan istrinya yang meninggal kemudian.
Suatu kali Yehuda pergi ke Timna bersama sahabatnya, Hira, dan hal itu diketahui oleh Tamar.
Jadi mulailah Tamar memikirkan sebuah ide yang “brilliant”. Ia menyamar sebagai perempuan sundal (pelacur).
Lalu Yehuda, tanpa mengetahui bahwa Tamar adalah menantunya sendiri, menghampiri Tamar.
Ia memberikan cap meterai, kalung, dan tongkatnya kepada Tamar sebagai jaminan.
Dan Tamar pun mengandung.
Ketika Tamar menuntut Yehuda, ia tak bisa mengelak, sebab barang-barang miliknya ada pada Tamar.
Akhirnya Yehuda pun mengaku salah karena ia tidak memberikan anaknya, yang bungsu kepada Tamar.
Yehuda pun akhirnya mengambil Tamar menjadi istrinya (Baca: 7 Dosa Perzinahan Terbesar Di Alkitab)
Dari Tamar Yehuda mendapat dua anak laki-laki, anak kembar, yakni Peres dan Zerah.