Artikel ini berisi tentang 4 penampakan Yesus setelah kenaikanNya ke surga.
Setelah Yesus bangkit dari kematian pada hari yang ketiga, Ia menampakkan diri kepada murid-muridNya secara berulang-ulang selama 40 hari, serta mengajarkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Kemudian Tuhan Yesus memberkati murid-muridNya untuk terakhir kalinya, lalu terangkat ke surga (Lukas 24:50-51).
Baca juga: 10 Penampakan Yesus Setelah KebangkitanNya
Namun demikian, setelah Tuhan Yesus naik ke surga, atau berada di surga, ternyata Ia masih menampakkan diri lagi kepada murid-muridNya.
Tujuan Penampakan Tuhan Yesus tersebut adalah untuk menguatkan, menghibur, mengarahkan murid-muridNya, bahkan untuk memberi pesan khusus kepada gerejaNya menyangkut akhir zaman.
Baca juga: 7 Makna Kebangkitan Yesus Bagi Orang Percaya
Nah, artikel kali ini akan membahas tentang penampakan-penampakan Tuhan Yesus setelah kenaikanNya ke surga, sebagaimana yang dicatat dalam Alkitab Perjanjian Baru.
Setelah Tuhan Yesus berada di surga, Alkitab mencatat bahwa setidaknya Ia menampakkan diri sebanyak 4 kali kepada murid-muridNya.
Baca juga: 10 Makna Kenaikan Yesus Ke Surga
Penampakan yang dimaksud di sini adalah penampakan Tuhan Yesus secara pribadi, dalam wujud yang dapat dikenali oleh para muridNya, bukan penampakan dalam bentuk penglihatan.
Nah, kepada siapa sajakah Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kenaikanNya ke surga/setelah Ia berada di surga? Berikut pembahasannya.
1. Kepada Stefanus
Penampakan Yesus setelah kenaikanNya ke surga, yang pertama adalah kepada Stefanus.
“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah Para Rasul 7:55-56)
Stefanus adalah salah satu pemimpin gereja mula-mula di Yerusalem.
Stefanus adalah salah satu dari 7 Diaken Gereja Yang Pertama Di Alkitab
Namun bukan sekedar seorang diaken, yang tugas utamanya mengurusi masalah-masalah sosial jemaat, Stefanus juga seorang pengajar/pengkhotbah yang cakap.
Ketika Stefanus berkhotbah di hadapan Mahkamah Agama Yahudi, mereka sangat marah kepadanya, sebab Stefanus mengecam mereka dengan sangat keras.
Akan tetapi ada satu hal yang luar biasa terjadi pada Stefanus. Stefanus melihat langit terbuka dan melihat Tuhan Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa!
Menarik, karena di Alkitab Tuhan Yesus selalu digambarkan “duduk” di sebelah kanan Bapa. Namun dalam nas di atas dikatakan bahwa Tuhan Yesus “berdiri” di sebelah kanan Bapa.
Apa yang terjadi? Tuhan Yesus “berdiri” untuk menghormati Stefanus, hambaNya yang setia!
Tuhan Yesus melakukan standing ovation (berdiri sambil bertepuk tangan) terhadap Stefanus.
Biasanya standing ovation diberikan sebagai penghormatan tertinggi kepada seorang yang terhormat, ketika ia memasuki sebuah ruangan; atau kepada seorang seniman, ketika ia telah selesai mempertunjukkan kemampuannya di atas panggung.
Demikianlah yang dilakukan Tuhan Yesus. Ia menyambut Stefanus dengan penuh hormat di surga, karena Stefanus telah melayaniNya sebagai saksi yang setia tanpa takut dan gentar (Kisah Para Rasul 7:54-56).
Penampakan Tuhan Yesus kepada Stefanus jelas memberi semangat yang besar baginya.
Itulah sebabnya ketika orang-orang Yahudi yang marah karena khotbah Stefanus kemudian menyeret Stefanus ke luar kota (Yerusalem) dan melemparinya dengan batu, Stefanus tak gentar sedikit pun.
Dengan penuh kepasrahan ia menyerahkan nyawanya kepada Tuhan Yesus.
Bukan hanya itu, Stefanus juga berdoa untuk orang-orang Yahudi yang melemparinya itu.
Stefanus tidak benci kepada mereka, dan dia tidak berdoa agar Tuhan menghukum atau membalas perbuatan mereka.
Tetapi Stefanus berdoa, sementara mereka terus melemparinya dengan batu, agar Tuhan mengampuni perbuatan mereka tersebut! (Kisah Para Rasul 7:57-60).
Untuk kisah lengkap Stefanus, silakan baca artikel: 7 Fakta Tentang Stefanus Di Alkitab
2. Kepada Paulus Di Bait Allah
Penampakan Yesus setelah kenaikanNya ke surga, yang kedua adalah kepada Paulus di Bait Allah.
“Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.” (Kisah Para Rasul 22:17-18)
Paulus lahir di Tarsus, wilayah Yunani, tetapi dibesarkan di Yerusalem, Israel.
Sebelum bertobat, ia bernama Saulus, dan ia adalah seorang penganut agama Yahudi yang sangat fanatik serta telah membunuh dan menganiaya banyak orang Kristen.
Ia juga berperan besar dalam pembunuhan Stefanus (poin 1 di atas).
Namun ketika sedang dalam perjalanan ke Damsyik, Siria, untuk menganiaya dan membunuh orang Kristen, maka Saulus pun bertobat setelah Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya melalui cahaya yang sangat terang (Kisah Para Rasul 9:1-9).
Hal ini membuat Paulus bertobat, serta menjadikannya sebagai rasul, khususnya kepada bangsa-bangsa lain di luar Israel. (Baca: 7 Rasul Di Luar 12 Murid Yesus)
Karena Paulus memberitakan Injil kepada banyak orang, termasuk kepada orang Yahudi, teman sebangsa Paulus sendiri, maka Paulus ditangkap ketika ia sedang beribadah di Bait Allah di Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:27-36).
Namun Paulus melakukan pembelaan di hadapan orang-orang Yahudi yang menangkapnya, dengan menceritakan kisah pertobatannya.
Di sinilah Paulus menceritakan bahwa setelah ia bertobat, dan memberitakan Injil, Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya.
Alkitab berkata bahwa Rasul Paulus “melihat” Dia yang berfirman kepadanya.
Yang dimaksud Paulus dengan “Dia” pastilah Tuhan Yesus, bukan Allah Bapa. Sebab “Dia” berkata bahwa orang-orang Yahudi “tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku”.
Tentu tugas utama rasul Paulus adalah bersaksi tentang Tuhan Yesus yang telah bangkit dari kematian, bukan bersaksi tentang Allah Bapa.
Jadi Tuhan Yesus menampakkan diri kembali kepada Paulus, bahkan secara pribadi, bukan lewat penglihatan seperti yang terjadi di Damsyik, agar ia segera meninggalkan orang-orang Yahudi yang tidak akan mendengar pemberitaannya tentang Dia.
Hal ini dituruti oleh rasul Paulus. Ia meninggalkan orang-orang Yahudi dan pergi ke bangsa-bangsa lain.