Teladan orang majus adalah hal-hal penting yang patut diteladani dari kisah hidup orang-orang majus atau yang perlu kita tiru dalam hidup kita sebagai orang percaya.

Setidaknya ada 4 teladan orang majus yang patut kita pelajari, renungkan, dan terapkan dalam kehidupan kita dalam mengiring Tuhan Yesus.

Baca juga: 7 Fakta Tentang Orang Majus Yang Perlu Anda Tahu

Keempat teladan orang majus atau pelajaran dari orang majus ini merupakan sifat atau karakter orang majus yang patut kita praktekkan dalam kehidupan kekristenan kita.

Kisah tentang orang-orang majus yang datang menjumpai Yesus saat kelahiranNya tentu bukan lagi suatu hal yang asing bagi kita orang percaya.

Sebab kisah mereka dicatat dengan jelas di dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Baca juga: 7 Makna Natal Yang Sesungguhnya

Terlebih lagi pada masa-masa Natal, kita pasti mendengar kisah tentang orang-orang majus ini, baik dalam khotbah, nyanyian, maupun drama Natal.

Kisah tentang orang-orang majus memang tidak terlalu banyak dibahas di Alkitab, hanya dicatat di dalam Injil Matius, yakni dalam Matius 2:1-12.

Baca juga: 7 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal

Namun kisah singkat tersebut memberi makna yang sangat berharga bagi umat kristiani, khususnya di saat mengenang kelahiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat.

Ada banyak hal menarik yang bisa kita ketahui dan pelajari dari kisah tentang orang-orang majus yang dicatat di Alkitab.

Dari kisah orang-orang majus yang datang kepada Yesus, setidaknya 4 teladan orang majus yang patut kita pelajari, renungkan, dan terapkan dalam hidup kita.

Berikut penjelasannya.

 

1. Ketaatan kepada tuntunan ilahi (ayat 1, 2, 9, 12)

Dalam tradisi orang majus dari Timur, ketika sebuah bintang besar muncul maka akan ada seorang raja yang lahir.

Kendati demikian, bintang itu jelas bukan bintang biasa, ada campur tangan ilahi di situ.

Mengapa melalui bintang? Karena orang-orang majus ini sangat mungkin adalah para ahli perbintangan/astronom.

Jadi Tuhan memakai keahlian/profesi mereka sebagai sarana untuk mengkomunikasikan diriNya kepada mereka, sehingga mereka lebih mudah memahami maksudNya.

Bintang itu menuntun mereka hingga tiba di Yerusalem, lalu di Betlehem, tepat di rumah di mana bayi Yesus berada.

Para majus ini bisa tiba di Betlehem tentu karena mereka taat pada tuntunan ilahi. Jika tidak, mereka tidak mungkin bisa tiba di Betlehem.

Ketaatan orang majus juga dapat dilihat tatkala mereka langsung pulang ke negerinya seperti perintah Tuhan, dan tidak menghiraukan perkataan Herodes untuk kembali kepadanya di Yerusalem.

Hal ini tentu sangat berisiko, sebab bisa saja Herodes marah kepada mereka dan membunuh mereka.

Namun para majus ini dengan tetap hati lebih memilih menaati Tuhan ketimbang mendengar siasat busuk Herodes yang ingin membunuh bayi Yesus.

Kita harus memilih lebih taat kepada Tuhan ketimbang kepada manusia.

 

2. Kerinduan besar untuk bertemu Yesus (ayat 10)

Setelah para majus tahu bahwa Yesus dilahirkan di Betlehem, maka mereka pun berangkat dari Yerusalem ke sana.

Dan bintang yang menuntun mereka dari negeri mereka ke Yerusalem muncul lagi dan berhenti tepat di atas rumah di mana Yesus berada.

Ketika mereka melihat bintang itu maka para majus tersebut pun sangat bersukacita.

Orang-orang majus bersukacita karena mereka sudah sampai pada tujuan mereka. Keinginan orang-orang majus untuk menemui Yesus segera akan terkabulkan. Mereka akan bertemu dengan Raja di atas segala raja!

Apalagi mereka melakukan perjalanan panjang dari negeri mereka di Persia ke Betlehem, Israel, tidaklah mudah.

Perjalanan yang mereka tempuh adalah perjalanan yang berat. Mereka harus menempuh jarak ribuan kilometer, melewati padang gurun yang tandus, serta bahaya perampokan di jalan.

Tetapi kini segala jerih lelah mereka untuk bertemu Mesias terbayarkan lunas. Itulah sebabnya ketika mereka berhasil tiba di rumah tempat Yesus tinggal, mereka sangat bersukacita.

Hati mereka dikuasai oleh sukacita dan damai sejahtera karena kelahiranNya.

Hal ini menunjukkan betapa besarnya kerinduan mereka untuk bertemu Yesus, sehingga mereka sangat bersukacita ketika kerinduan tersebut sudah tercapai.

Kerinduan kita kepada Sang Juruselamat sudah seharusnya melebihi kerinduan kita akan apa pun di dunia ini.

Tinggalkan Balasan