Artikel ini berisi tentang perbedaan utama antara raja dengan hakim di Alkitab, yakni di Perjanjian Lama.
Sebagai orang percaya kita pasti sudah sering dengar tentang raja dan hakim.
Raja dan hakim adalah dua jabatan tertinggi bangsa Israel di Alkitab dalam bidang politik dan pemerintahan setelah masa kepemimpinan Musa dan Yosua.
Tetapi tahukah Anda perbedaan raja dengan hakim di Alkitab?
Baca juga: 5 Perbedaan Antara Nabi Dengan Imam Di Alkitab
Seperti kita tahu raja dan hakim sangat banyak dibahas di Alkitab, khususnya di Perjanjian Lama.
Raja dan hakim adalah dua jabatan yang sangat penting dalam hidup bangsa umat Israel pada zaman Alkitab, khususnya di Perjanjian Lama.
Baca juga: 5 Perbedaan Antara Nabi Dengan Rasul Di Alkitab
Dan para raja dan hakim adalah para pemimpin umat Israel sebagai umat pilihan Tuhan, khususnya dalam bidang politik, pemerintahan, dan militer.
Mereka adalah wakil Tuhan bagi umatNya dalam sistem pemerintahan Teokrasi Israel.
Karena itu kita orang Kristen perlu tahu apa sajakah perbedaan utama antara raja dengan hakim.
Baca juga: 5 Perbedaan Antara Nabi Perjanjian Lama Dengan Nabi Perjanjian Baru
Artikel ini akan membahas 5 perbedaan utama antara raja dengan hakim di Alkitab, khususnya di Perjanjian Lama.
Lalu, apa sajakah kelima perbedaan utama antara raja dengan hakim tersebut?
Berikut pembahasannya.
1. Perbedaan Dalam Hal Masa Pelayanan
Perbedaan pertama antara raja dengan hakim di Alkitab adalah perbedaan dalam hal masa pelayanan.
Hakim adalah sebutan bagi para pemimpin tertinggi Israel di Tanah Perjanjian sebelum munculnya jabatan raja.
Hakim-hakim adalah para pemimpin Israel setelah kematian Yosua, tokoh yang membawa mereka memasuki Tanah Perjanjian.
Sedangkan raja adalah pemimpin tertinggi bangsa Israel setelah masa jabatan para hakim berakhir.
Jelas di sini bahwa jabatan raja dengan hakim muncul pada dua zaman yang berbeda, yang tidak tumpang tindih, melainkan berurutan secara kronologis.
Jadi urutan pemimpin tertinggi bangsa Israel sejak keluar dari Mesir hingga dibuang ke Babel adalah: Musa, Yosua, para hakim, dan para raja.
Hakim pertama Israel setelah Yosua mati adalah Otniel, dan hakim terakhir adalah Samuel, yang juga seorang nabi. (Baca: 7 Fakta Penting Tentang Samuel Di Alkitab)
Sedangkan raja pertama Israel setelah masa pemerintahan Samuel adalah Saul.
Pada masa pemerintahan Rehabeam, raja ke-4 Israel, kerajaan Israel terpecah menjadi dua: Israel (di Utara) yang terdiri dari 10 suku, dan Yehuda (Selatan) yang terdiri dari 2 suku.
Raja terakhir Israel Utara hingga mereka dibuang ke Asyur adalah Hosea (bukan nabi Hosea).
Sedangkan raja terakhir Israel Selatan (Yehuda) hingga mereka dibuang ke Babel adalah Zedekia.
2. Perbedaan Dalam Hal Cara Mendapatkan Jabatan
Perbedaan kedua antara raja dengan hakim di Alkitab adalah perbedaan dalam hal cara mendapatkan jabatan.
Para hakim umumnya mendapat jabatan mereka dari Tuhan.
Sebab mereka menjadi hakim setelah mereka berhasil mengalahkan musuh.
Selain itu, mereka menjadi hakim Israel seumur hidup mereka.
Sedangkan raja-raja Israel umumnya mendapat jabatannya karena warisan atau kudeta, walau ada juga karena pilihan Tuhan langsung, seperti Saul, Daud, dan Salomo.
Raja-raja Yehuda (Israel Selatan) umumnya mendapat jabatannya karena faktor keturunan/warisan.
Sebab semua raja Yehuda adalah keturunan Daud atau dinasti Daud (Baca: 7 Fakta Penting Tentang Daud Di Alkitab)
Sehingga jabatan mereka sebagai raja diteruskan oleh anak sulung mereka.
Kecuali jika dia tidak punya anak maka saudaranya laki-laki akan menggantikannya sebagai raja.
Tetapi seperti halnya para hakim, raja-raja Yehuda juga umumnya memegang kekuasaannya sebagai raja seumur hidupnya.
Sedangkan raja-raja Israel Utara, sebagian mendapat jabatannya karena warisan.
Memang di kerajaan Israel (di Utara) ada 4 dinasti yang pernah memerintah, dan sebagian dari antara mereka mendapat jabatannya karena warisan dan berlangsung hingga kematian mereka.
Selain karena warisan, raja-raja Israel Utara juga mendapat jabatan raja karena kudeta atau peperangan, sekalipun sebagian juga karena Tuhan kehendaki sebagai hukuman atas raja yang dikudeta.
Karena didapat dengan cara kudeta, maka jabatan raja-raja tersebut juga tidak berlangsung hingga kematian mereka.
Jadi jika para hakim umumnya mendapat jabatan mereka dari Tuhan, karena mengalahkan musuh, maka para raja Israel dan Yehuda mendapat jabatan mereka karena warisan dan kudeta, sekalipun sebagian karena Tuhan kehendaki.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa pada zaman para hakim unsur ilahi lebih terasa ketimbang zaman raja-raja yang sudah banyak unsur politiknya.
3. Perbedaan Dalam Hal Jenis Kelamin
Perbedaan ketiga antara raja dengan hakim di Alkitab adalah perbedaan dalam hal jenis kelamin.
Para hakim Israel ternyata tidak semua laki-laki.
Dari 15 hakim Israel di Alkitab, satu orang adalah perempuan, yakni Debora.
Bahkan Debora adalah satu dari 7 Hakim Israel Terbesar Di Alkitab
Debora bersama Barak memimpin orang Israel dalam pertempuran melawan bangsa Kanaan yang dipimpin raja Yabin dan panglimanya, Sisera.
Dan mereka berhasil mengalahkan bangsa Kanaan tersebut (Hakim-hakim 4:1-24).
Sebelumnya Barak enggan untuk maju berperang jika Debora tidak maju. Dan ketika Debora maju dengan tentaranya, maka Barak pun maju beserta pasukannya.
Tetapi di antara raja-raja Israel tidak ada raja perempuan yang memerintah secara sah.
Memang, Atalia pernah mengambil alih kerajaan Yehuda selama 2 tahun, tetapi hal itu adalah tindakan ilegal/secara sepihak sehingga dianggap tidak sah.
Karena itu dalam daftar raja-raja Israel dan Yehuda nama Atalia umumnya tidak dicantumkan.
Naiknya Debora, yang adalah seorang perempuan, menjadi hakim Israel menunjukkan bahwa Tuhan dapat memakai siapa pun tanpa memandang jenis kelamin.