Artikel ini membahas tentang sikap Kristen yang benar terhadap corona.
Virus corona atau biasa disebut Covid-19, sedang mewabah di hampir seluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Virus mematikan ini berawal di negara Cina dan telah merenggut ribuan korban jiwa serta puluhan ribu positif terinveksi dan sedang dalam perawatan.
Baca juga: 5 Ayat Alkitab Dalam Menghadapi Virus Corona
WHO, organisasi dunia di bidang kesehatan, terus menghimbau masyarakat untuk menjaga diri dari virus corona.
Demikian juga di tiap negara dilakukan berbagai upaya pencegahan terhadap virus ini sehingga tidak semakin banyak menimbulkan korban jiwa.
Salah satunya adalah dengan cara melarang masyarakat untuk keluar rumah dan mengunjungi tempat-tempat keramaian untuk jangka waktu tertentu.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Tidak Harus Beribadah Di Masa Virus Corona
Bahkan di Indonesia pemerintah beserta para pemimpin agama menghimbau agar umat untuk sementara tidak melakukan ibadah dahulu di tempat ibadah, tetapi cukup di rumah.
Virus corona, yang hingga kini belum ditemukan penyebab dan obatnya, menjadi momok menakutkan bagi banyak orang.
Keberadaan virus corona yang mudah menular jelas membuat banyak orang menjadi ketakutan.
Baca juga: 10 Tulah Allah Di Mesir Dan Penjelasannya
Apalagi jika kita harus keluar rumah untuk mencari nafkah atau untuk urusan yang mendesak.
Lalu, sebagai orang percaya, bagaimanakah kita menyikapi virus corona ini?
Bagaimanakah sikap kita yang benar/seharusnya dalam menghadapi bahaya virus corona?
Baca juga: 10 Mujizat Yesus Terbesar Sepanjang Masa
Dalam artikel ini akan dicantumkanĀ 5 Sikap Kristen yang benar dalam menghadapi virus corona/covid 19 yang sedang mewabah di seluruh dunia saat ini, termasuk di Indonesia.
Berikut kelima sikap tersebut dan sedikit penjelasannya.
1. Tidak Panik
Sikap pertama Kristen yang benar dalam menghadapi virus corona/covid 19 yang sedang mewabah di seluruh dunia saat ini, adalah tidak panik.
Banyak orang menjadi panik ketika menghadapi suatu masalah.
Tetapi sebenarnya sikap panik itu sendiri tidak menyelesaikan masalah, malahan membuat yang bersangkutan menanggung beban yang lebih berat.
Sebab dia menjadi tidak rasional dan cenderung menjadi ketakutan secara berlebihan.
Dalam konteks kasus virus corona misalnya, seseorang yang panik bisa menjadi sangat takut untuk sekedar keluar pintu rumah.
Atau mungkin ia menjadi takut menyentuh benda apa pun di rumah, karena takut tertular virus corona.
Bahkan ia bisa langsung menimbun banyak makanan di rumah karena berpikir bahwa virus corona akan menimbulkan chaos sehingga stok makanan di pasaran sulit didapatkan.
Jelas kepanikan menimbulkan kerugian. Dibutuhkan ketenangan dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
2. Tidak Menganggap Sepele
Sikap kedua Kristen yang benar dalam menghadapi virus corona/covid 19 yang sedang mewabah di seluruh dunia saat ini, adalah tidak menganggap sepele.
Kita memang tidak boleh panik atau terlalu takut dalam menghadapi virus corona, tetapi bukan berarti kita bisa meremehkan atau menyepelekannya.
Kita juga harus menganggapnya serius, sehingga kita bisa mewaspadainya.
Jika kita terlalu menganggap remeh virus corona ini, mungkin kita akan bertindak ceroboh.
Bisa saja kita menjadi sombong dengan berkata bahwa virus corona tidak akan menyerang kita.
Akibatnya kita tidak ada rasa kuatir sedikit pun untuk pergi ke tempat-tempat keramaian (lihat poin 3 di bawah).
3. Sebisa Mungkin Menghindari Sumber Virus Corona
Sikap ketiga Kristen yang benar dalam menghadapi virus corona/covid 19 yang sedang mewabah di seluruh dunia saat ini, adalah sebisa mungkin menghindari sumber virus corona.
Alkitab tidak pernah mengajarkan kita untuk dengan sengaja menerjang bahaya, melainkan untuk menghindarinya.
Dan menghindari bahaya tidak berarti tidak percaya kepada Tuhan atau bukti dari tidak adanya iman.
Secara umum iman berjalan beriringan dengan logika atau akal sehat.
Dan Alkitab berkata bahwa menerobos suatu bahaya adalah sebuah tanda kebodohan, bukan bukti dari iman (Amsal 22:3).
Tuhan Yesus sendiri memerintahkan murid-muridNya untuk menghindari bahaya (Matius 24:15-18).
Memang ada kalanya kita harus berani menghadapi bahaya, khususnya ketika kita yakin bahwa Tuhan menghendaki kita melakukannya.
Tetapi dalam masa “normal”, kita tidak boleh dengan sengaja menerobos bahaya.
Jadi kita perlu menghindari tempat-tempat keramaian atau keluar rumah tanpa alasan yang sangat penting.
Karena kita ingin menghindari virus corona yang mudah menular di dalam kumpulan banyak orang, seperti mal, bus, stasiun, dll.
Daripada kita tertular virus corona, maka lebih baik kita tidak mengunjungi tempat-tempat keramaian.
Jika kita tahu bahwa virus corona dapat dengan mudah menulari kita jika kita pergi ke tempat umum, tetapi kita tetap mengunjunginya, maka kita telah mencobai Tuhan.
Sebab kita dengan sengaja “mendatangi” bahaya yang sebenarnya bisa kita hindari.
Dengan sengaja menerobos bahaya yang seharusnya dapat dihindari adalah perbuatan mencobai Tuhan.
Tuhan Yesus menolak pencobaan iblis yang memintaNya untuk dengan sengaja menjatuhkan diriNya dari bubungan Bait Allah.
Sebab Tuhan Yesus tahu bahwa hal tersebut adalah suatu tindakan mencobai Allah (Matius 4:5-7).
Sikap Tuhan Yesus ini patut kita teladani.