Alasan mengapa orang Kristen merayakan natal sering kali menjadi sebuah pertanyaan bagi banyak orang.
Pertanyaan tentang alasan mengapa orang Kristen merayakan natal datang bukan hanya dari orang-orang di luar Kristen, tetapi juga dari antara orang Kristen sendiri.
Karena itu, alasan mengapa orang Kristen merayakan natal perlu untuk dibahas, sehingga memberi pemahaman yang benar, baik kepada orang Kristen itu sendiri, maupun kepada orang lain di luar Kristen.
Baca juga: 3 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal Pada Tanggal 25 Desember
Seperti diketahui, perayaan natal sudah menjadi suatu tradisi bagi kebanyakan denominasi gereja Kristen. Setiap tanggal 24 Desember malam dan 25 Desember setiap tahun, gereja-gereja sibuk merayakan natal.
Bukan hanya itu, di sepanjang bulan Desember setiap tahun, bahkan juga hingga bulan Januari, natal dirayakan di mana-mana, bukan hanya di gereja, tetapi juga di persekutuan doa interdenominasi, persekutuan kantor, sekolah, kampus, lingkungan tempat tinggal dan perkumpulan-perkumpulan Kristen lainnya.
Namun agak mengejutkan, natal, yang merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah, tidak pernah dirayakan atau diperingati di Alkitab. Gereja-gereja di Perjanjian Baru tidak pernah merayakan/memperingati hari natal.
Baca juga: 7 Makna Natal Yang Sesungguhnya
Alkitab juga tidak pernah mengajarkan agar orang percaya memperingati atau merayakan natal. Baik Tuhan Yesus maupun para rasulNya, tidak pernah mengajarkan hal itu.
Perayaan natal terjadi berdasarkan tradisi gereja, bukan berdasarkan Alkitab. Hal ini kemudian “diresmikan” pada abad ke-4 Masehi, tatkala Kaisar Konstantinus (kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen) menetapkan 25 Desember sebagai hari natal atau hari kelahiran Yesus Kristus.
Sebelumnya 25 Desember sebenarnya sudah diperingati setiap tahunnya sebagai hari lahir Yesus Kristus oleh sebagian orang Kristen. Hanya saja perayaan ini belum terlalu besar dan berpengaruh.
Baca juga: 7 Nubuat Perjanjian Lama yang digenapi saat kelahiran Yesus
Karena itu perayaan Natal pada 25 Desember ditegaskan kembali oleh Konstantinus untuk merespons perayaan hari lahir dewa matahari pada 25 Desember oleh orang Romawi penyembah berhala.
Maksud Konstantinus adalah agar orang Romawi yang sudah menjadi Kristen, tidak langsung “tercabut” dari akar budaya dan tradisinya, yang merayakan 25 Desember sebagai hari dewa matahari.
Jadi orang Kristen Romawi yang dulu adalah penyembah berhala, tetap mengikuti tradisi 25 Desember, tetapi isi atau maknanya telah diubah. Bukan lagi sebagai perayaan lahirnya dewa matahari, tetapi perayaan lahirnya Kristus, Juruselamat.
Baca juga: 10 Khotbah Terbaik Tentang Natal
Hal seperti ini sebenarnya banyak ditemukan dalam berbagai budaya di dunia ini. Ketika Injil bertemu dengan suatu budaya atau tradisi tertentu, maka tradisi itu dapat tetap dipertahankan, asal isi dan maknanya diubah menjadi “rasa Kristen”.
Kendati demikian, tidak semua orang dapat menerima hal seperti ini. Itulah sebabnya ada denominasi gereja Kristen ataupun gereja-gereja lokal tertentu, yang tidak merayakan hari natal.
Alasannya karena hal itu tidak diajarkan di Alkitab dan tidak dilakukan oleh gereja-gereja di Alkitab, hanya berakar pada sebuah tradisi yang tidak alkitabiah.
Baca juga: 10 Karakter Tokoh Natal di Alkitab yang patut diteladani
Itulah juga sebabnya mengapa banyak orang non-Kristen yang mengkritik orang Kristen yang merayakan natal yang tidak diajarkan/tidak terdapat di Alkitab.
Jika demikian, apakah salah jika orang Kristen merayakan natal? Tentu saja tidak.
Sebab kendati perayaan natal tidak diajarkan di Alkitab dan tidak juga dipraktekkan oleh gereja mula-mula di Alkitab, tidak berarti bahwa hal tersebut adalah salah.
Ada banyak alasan mengapa kita sebagai orang Kristen boleh bahkan perlu untuk merayakan natal. Di sini dicantumkan 7 di antaranya.
Ada 7 alasan mengapa orang Kristen merayakan natal
Berikut pembahasannya.
1. Alkitab Tidak Melarang Perayaan Natal
Alasan mengapa orang Kristen merayakan natal yang pertama adalah karena Alkitab sendiri tidak pernah melarangnya.
Jika Alkitab tidak melarang sesuatu hal untuk dilakukan, sekalipun sesuatu hal tersebut tidak diperintahkan di Alkitab atau dipraktekkan oleh umat Tuhan, maka hal tersebut boleh saja dilakukan.
Hal terpenting untuk diketahui adalah apakah hal-hal atau tradisi yang kita lakukan itu bertentangan dengan Alkitab atau tidak? Apakah hal itu memberi manfaat kepada orang banyak atau tidak? Apakah hal itu mendukung kemajuan Injil atau tidak?
Jika hal ini kita kaitkan dengan perayaan natal, maka sejauh perayaan itu dilakukan secara benar, dengan menyadari secara penuh makna natal yang sesungguhnya, tradisi perayaan natal dapat diteruskan.
Perayaan natal jelas tidak bertentangan dengan Alkitab, perayaan natal dapat memberkati orang banyak, dan perayaan natal dapat memajukan Injil.
2. Natal Sudah Menjadi Perayaan Keagamaan Resmi Orang Kristen
Alasan mengapa orang Kristen merayakan natal, yang kedua adalah karena masyarakat di seluruh dunia pada umumnya sudah mengetahui dan mengakui bahwa perayaan natal adalah perayaan resmi keagamaan umat Kristen.
Pihak pemerintah di berbagai negara malah sudah menetapkan tanggal 25 Desember setiap tahunnya sebagai hari libur nasional. Pun di Indonesia, tanggal 25 Desember setiap tahunnya dijadikan hari libur nasional.
Jadi jika pemerintah saja sudah menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari libur nasional dengan tujuan agar umat kristiani dapat merayakan natal dengan lebih khusyuk, mengapa kita umat kristiani sendiri tidak memanfaatkan momen tersebut untuk merayakan natal secara benar?
Dengan merayakan natal setiap tahunnya, maka umat kristiani juga menunjukkan eksistensinya kepada orang lain. Hal ini tentu akan berdampak besar bagi masyarakat umum, mereka akan tahu bahwa natal yang dirayakan setiap tahunnya oleh umat kristiani adalah memperingati lahirnya Kristus yang diyakini oleh umat kristiani sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia.
3. Natal Sebagai Sarana Untuk Mengingat Kasih Allah
Alasan mengapa orang Kristen merayakan natal, yang ketiga adalah karena natal dapat dipakai sebagai sarana untuk mengingat kasih Allah yang besar bagi kita. Masakan kita melupakan kasih Allah yang begitu besar bagi kita?
Tentu kita bisa mengingat kasih Allah kapan saja, tetapi tradisi natal yang sudah ada turun-temurun dapat kita pakai sebagai sarana untuk mengingat kembali kasih Allah yang paling besar dalam hidup kita, yakni natal atau kelahiran Yesus.
Semua kebaikan dan kasih Allah kepada kita patut untuk dikenang, apalagi kasih terbesarNya, yakni lahirnya Kristus ke dunia, pastilah penting untuk lebih dikenang. Lewat apa? Lewat perayaan natal.
4. Natal Sebagai Sarana Untuk Memperbarui Komitmen Kepada Tuhan
Alasan mengapa orang Kristen merayakan natal, berikutnya adalah karena melalui natal kita juga dapat memperbarui komitmen kita kepada Tuhan.
Ada beberapa momen yang sering dipakai banyak orang sebagai sarana untuk mengevaluasi diri sendiri secara berkala, umumnya setiap tahun. Dua hal yang umum dipakai adalah hari ulang tahun dan tahun baru.
Nah, natal dapat juga dipakai sebagai salah satu momen untuk merefleksikan diri, khususnya komitmen kita kepada Tuhan Yesus, sang Juruselamat. Ketika kita merayakan natal, maka kita diingatkan betapa besarnya kasih Yesus bagi kita sehingga Ia rela datang ke dunia dan mati bagi dosa-dosa kita.
Lalu kita mengevaluasi hidup kita, jika Yesus sudah sedemikian mengasihi kita, sejauh manakah kasih kita kepadaNya? Dan di momen natal kita bisa membuat sebuah komitmen baru untuk lebih mengasihi Yesus lagi dalam hidup kita.
Kami sangat tertarik artikel renungan setiap hari Minggu, kami mau ada kerja sama.
Shalom, kerja sama apa yang dimaksud? Silakan menghubungi kami lewat email ke: rubrikkristen@gmail.com.
Terima kasih, Gbu.