Artikel ini berisi tentang makanan halal dan haram menurut Perjanjian Lama.
Makanan halal dan haram menurut Perjanjian Lama, sangat penting kita ketahui.
Masalah makanan halal dan haram terdapat dalam sejumlah agama dan kepercayaan, bahkan dalam berbagai budaya tertentu.
Dalam konteks agama, peraturan tentang makanan halal dan haram ini tertulis dalam kitab suci agama yang bersangkutan.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Sabat Menurut Alkitab
Sedangkan dalam berbagai budaya peraturan tersebut merupakan tradisi turun-temurun.
Sebenarnya, bagaimanakah pandangan Alkitab Perjanjian Lama tentang makanan halal dan haram?
Seberapa pentingkah bagi orang Israel aturan makanan halal dan haram?
Baca juga: 10 Fakta Tentang Surga Menurut Pandangan Kristen
Dan apakah tujuan/makna aturan tentang makanan halal dan haram ini?
Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini, dan banyak pertanyaan lain seputar makanan halal dan haram menurut Perjanjian Lama, akan diberikan dalam artikel ini.
Artikel ini akan menguraikan secara jelas tentang fakta-fakta penting seputar makanan halal dan haram menurut Perjanjian Lama.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Neraka Menurut Pandangan Kristen
Fakta-fakta apa sajakah yang perlu kita tahu tentang makanan halal dan haram menurut Alkitab Perjanjian Lama?
Berikut pembahasannya.
1. Makanan Halal Dan Haram Pertama Sekali Disebut Pada Zaman Nuh
Ayat Alkitab tentang makanan halal dan haram pertama kali kita jumpai dalam Kejadian 7:2.
Dalam ayat tersebut makanan halal dan haram yang dimaksud adalah hewan-hewan/binatang-binatang.
Ini adalah kisah tentang Nuh yang Tuhan perintahkan untuk memasukkan binatang yang tidak haram (halal) dan binatang yang haram ke dalam bahtera.
Tetapi dari binatang-binatang yang dimasukkan ke dalam bahtera tersebut, binatang yang tidak haram lebih banyak daripada binatang yang haram.
Lalu diceritakan juga bahwa Nuh, setelah air bah surut mempersembahkan binatang yang tidak haram kepada Tuhan (Kejadian 8:20).
Namun ayat-ayat tentang binatang halal/tidak haram tersebut tidak berarti bahwa pada zaman Nuh sudah ada pemahaman umum tentang binatang yang halal dan yang haram (dan makanan yang halal dan haram).
Ayat-ayat tentang hewan yang halal dan haram dalam kisah Nuh ini adalah dalam terang pengertian bangsa Israel pada zaman Musa dan sesudahnya (lihat poin 2 di bawah).
Kitab Kejadian, yang mencakup zaman Nuh, ditulis oleh Musa untuk bangsa Israel yang telah memiliki pengetahuan tentang hewan/makanan yang halal dan haram, sebagaimana dicatat dalam Hukum Taurat mereka.
Jadi yang dimaksud dengan binatang yang tidak haram dalam Kejadian 7:2 dan Kejadian 8:20 adalah domba, kambing, sapi, dan binatang-binatang halal lainnya, seperti yang tertulis dalam Hukum Taurat Israel.
Dan yang dimaksud dengan binatang yang haram di situ adalah kuda, unta, babi, dan binatang-binatang haram lainnya, seperti yang tertulis dalam Hukum Taurat Israel.
2. Peraturan Tentang Makanan Halal Dan Haram Tuhan Perintahkan Kepada Bangsa Israel Melalui Musa
Peraturan tentang makanan halal dan haram serta korban persembahan binatang yang halal dan haram pertama kali Tuhan perintahkan kepada bangsa Israel melalui Musa.
Ayat-ayat Alkitab tentang makanan halal dan haram di Perjanjian Lama dicatat secara terperinci dalam kitab Imamat 11 dan Ulangan 14.
3. Selain memberi peraturan tentang makanan halal dan haram, Tuhan juga beri aturan tentang korban persembahan binatang yang halal dan haram kepada Musa
Selain memberi peraturan tentang makanan halal dan haram, Tuhan juga beri aturan tentang korban persembahan binatang yang halal dan haram kepada Musa dan bangsa Israel.
Ayat-ayat Alkitab tentang persembahan korban/binatang yang halal dan haram dicatat secara panjang lebar dalam kitab Imamat 1.
Dalam ayat-ayat tersebut secara umum dijelaskan bahwa binatang yang halal harus memenuhi dua kriteria, yakni memamah biak dan berkuku belah.
Binatang-binatang/hewan-hewan yang masuk kategori ini sehingga halal, antara lain adalah domba, kambing, dan sapi.
Sedangkan binatang-binatang/hewan-hewan yang tidak memenuhi kedua kriteria tersebut antara lain adalah babi, unta, dan kuda.
4. Peraturan Tentang Makanan Halal Dan Haram Menjadi Bagian penting Hukum Taurat Israel
Bersama peraturan-peraturan lainnya, seperti sunat, hari-hari raya, hal najis dan tahir, dll, peraturan tentang makanan yang halal dan haram menjadi bagian dari sistem Hukum Taurat Israel dan merupakan salah satu hukum yang terpenting.