Persepuluhan menurut Perjanjian Lama sangat penting kita ketahui.
Persepuluhan/perpuluhan menurut Perjanjian Lama masih menjadi bahan perbincangan yang cukup hangat di antara gereja/orang percaya hingga saat ini.
Hal ini terutama karena banyak denominasi gereja masa kini yang mewajibkan anggota jemaatnya untuk membayar persepuluhan di Perjanjian Lama, bahkan menjadikan persepuluhan sebagai salah satu topik utama ajaran mereka.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Hukum Taurat Menurut Alkitab
Bahkan ada pendeta yang mengatakan kepada anggota jemaatnya bahwa jika mereka tidak membayar persepuluhan menurut Perjanjian Lama maka mereka tidak akan masuk surga!
(Saya sendiri mengenal seorang pendeta yang berulang-ulang mengatakan hal tersebut kepada anggota jemaatnya).
Baca juga: 10 Fakta Tentang Sunat Menurut Pandangan Kristen
Selain itu, banyaknya penyalahgunaan persepuluhan oleh pendeta (bahkan hingga masuk ranah hukum) membuat banyak orang Kristen mempertanyakan ajaran tentang persepuluhan menurut Perjanjian Lama.
Namun demikian, yang menjadi inti utama dalam perbincangan tentang persepuluhan menurut Perjanjian Lama adalah fakta bahwa persepuluhan merupakan bagian dari sistem Hukum Taurat Israel yang tidak pernah diajarkan di Perjanjian Baru.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Makanan Halal Dan Haram Menurut Alkitab
Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan adalah: Apakah persepuluhan menurut Perjanjian Lama yang notabene merupakan bagian dari Hukum Taurat masih relevan bagi orang Kristen Perjanjian Baru?
Apakah orang Kristen Perjanjian Baru masih terikat dengan peraturan-peraturan Hukum Taurat seperti persepuluhan di Perjanjian Lama?
Apakah orang Kristen Perjanjian Baru harus mengikuti/melakukan peraturan-peraturan Hukum Taurat seperti persepuluhan di Perjanjian Lama?
Baca juga: 10 Fakta Tentang Paskah Menurut Alkitab
Gereja-gereja memang tidak punya pandangan yang seragam perihal apakah persepuluhan menurut Perjanjian Lama masih relevan bagi orang Kristen atau tidak.
Sebagian gereja menganggap bahwa persepuluhan tidak lagi mengikat bagi orang Kristen Perjanjian Baru.
Baca juga: 10 Hari Raya Israel Di Alkitab
Sedangkan sebagian lagi menganggap bahwa persepuluhan masih relevan bagi gereja masa kini, bahkan merupakan sebuah kewajiban.
Artikel kali ini akan membahas tentang fakta-fakta persepuluhan menurut Perjanjian Lama.
Berikut pembahasan tentang persepuluhan menurut Perjanjian Lama.
1. Persepuluhan Di Perjanjian Lama Pertama Kali Dipraktekkan Oleh Abraham Dan Yakub
Di Perjanjian Lama, persepuluhan pertama kali disebut tatkala Abraham, nenek moyang bangsa Israel, memberi sepersepuluh dari harta rampasannya kepada Melkisedek, raja Salem.
Saat itu Melkisedek datang menyongsong Abraham yang baru saja pulang setelah mengalahkan banyak raja. Dan Melkisedek memberkati Abraham (Kejadian 14:17-20).
Tetapi di Perjanjian Lama persepuluhan kepada Allah (bukan kepada manusia, seperti persepuluhan Abraham), pertama kali dipraktekkan oleh Yakub.
Yakub bernazar bahwa ia akan memberi sepersepuluh dari hartanya kepada Allah (Kejadian 28:20-22).
2. Tuhan Memerintahkan Orang Israel Untuk Memberi Persepuluhan KepadaNya Dari Hasil Tumbuh-Tumbuhan Dan Ternak
Melalui Musa, Tuhan pertama kali memerintahkan bangsa Israel untuk memberi persepuluhan kepadaNya.
Jadi di sini persepuluhan Perjanjian Lama sudah menjadi kewajiban bagi bangsa Israel, umat pilihan Tuhan, bukan lagi sekedar perbuatan sukarela, seperti persepuluhan Abraham dan Yakub (lihat poin 1 di atas).
Persepuluhan yang Tuhan perintahkan adalah dari hasil tumbuh-tumbuhan dan hasil ternak (Imamat 27:30-32).
Tidak jelas, apakah orang Israel juga memberi persepuluhan dari harta hasil di luar tumbuh-tumbuhan (pertanian) dan ternak (misalnya hasil dagang).
Yang jelas Perjanjian Lama hanya mencatat persepuluhan dari hasil tumbuh-tumbuhan (pertanian) dan ternak.
Filosofi di balik pemberian persepuluhan kepada Allah adalah bahwa Dialah pemilik segala sesuatu, manusia hanyalah pengelolanya.
3. Persepuluhan Menurut Perjanjian Lama Harus Dibawa Ke Bait Allah Dalam Bentuk Barang Dan Uang
Persepuluhan menurut Perjanjian Lama harus dibawa ke Bait Allah di Yerusalem agar ada persediaan makanan di rumah Tuhan (Maleakhi 3:10).
Persepuluhan itu adalah dalam bentuk sayur-sayuran/buah-buahan atau ternak/hewan.
Tetapi jika hal-hal itu terlalu berat untuk dibawa ke Kemah Suci/Bait Allah, maka boleh diganti dengan uang, senilai barang-barang/hewan tersebut (Ulangan 14:24-25).
Dalam perkembangannya kemudian, ketika uang sudah menjadi nilai tukar yang populer di Israel, maka persembahan persepuluhan seluruhnya sudah dalam bentuk mata uang.
4. Persepuluhan Menurut Perjanjian Lama Orang Israel Diperuntukkan Untuk Orang-Orang Lewi Yang Bekerja Di Bait Allah
Persepuluhan menurut Perjanjian Lama yang dipersembahkan oleh orang Israel kepada Tuhan diberikan kepada orang-orang Lewi yang bekerja di Kemah Pertemuan/Bait Allah.
Orang-orang Lewi adalah para pria dewasa dari suku Lewi yang tidak lagi bekerja mencari nafkah, tetapi secara khusus melayani di Bait Allah dengan para imam.
Orang-orang Lewi juga tidak mempunyai tanah warisan untuk dikelola, seperti halnya 11 suku Israel lainnya.
Karena itu orang-orang Lewi ini perlu ditopang ekonominya oleh orang-orang Israel dari 11 suku lainnya.
Caranya adalah dengan memberi persepuluhan kepada mereka.
Tetapi orang-orang Lewi juga harus tetap mempersembahkan persepuluhan mereka kepada Allah, yakni persepuluhan dari persepuluhan yang mereka terima (Bilangan 18:21-32)