Artikel ini membahas tentang puasa menurut Perjanjian Lama.

Apakah sebenarnya puasa menurut pandangan Perjanjian Lama?

Apa kata Alkitab Perjanjian Lama tentang puasa?

Apakah makna dan tujuan puasa menurut Perjanjian Lama?

Baca juga: 7 Makna Puasa Menurut Pandangan Kristen

Puasa adalah naluri keagamaan yang universal, yang dipraktekkan oleh berbagai agama/kepercayaan, sekalipun makna, tujuan dan tata-caranya berbeda-beda antara satu agama/kepercayaan dengan agama/kepercayaan lainnya.

Baca juga: 7 Cara Berpuasa Kristen Menurut Alkitab

Dalam pandangan Perjanjian Lama puasa jelas sangat penting.

Di seluruh Perjanjian Lama kita bisa melihat bahwa perihal puasa sangat banyak disinggung.

Artikel kali ini akan membahas 7 fakta tentang puasa menurut pandangan Perjanjian Lama, sebagaimana dapat kita baca di Alkitab di Perjanjian Lama.

Baca juga: 10 Jenis Puasa Kristen Menurut Alkitab

Diharapkan artikel ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan seputar puasa di Perjanjian Lama, seperti disinggung di awal artikel ini.

Lalu, fakta-fakta apa sajakah tentang puasa menurut pandangan Perjanjian Lama yang perlu kita tahu?

Berikut penjelasannya.

 

1. Puasa Pertama Kali Tuhan Perintahkan Kepada Bangsa Israel, Yakni Puasa Keagamaan, Setahun Sekali

Fakta pertama tentang puasa menurut Perjanjian Lama, adalah: puasa pertama kali Tuhan perintahkan kepada bangsa Israel.

Puasa pertama kali disebutkan di dalam Kitab Imamat 16:29-31, yang disingung kembali dalam Imamat 23:27-32 dan Bilangan 29:7.

Puasa ini diperintahkan oleh Tuhan kepada bangsa Israel untuk dijalankan di setiap Hari Pendamaian. Jadi puasa ini dilakukan setahun sekali, yakni pada Hari Pendamaian, pada tanggal 10 bulan yang ke-7 setiap tahunnya.

Hari Pendamaian, satu dari 7 hari raya tahunan Israel, bertujuan untuk mengingatkan umat Israel akan dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan.

Pada hari itu, Imam Besar akan masuk ke ruang Maha Kudus Bait Suci dengan membawa darah hewan untuk dipercikkan ke Tabut Perjanjian sebagai lambang penyucian dosa umat Israel.

Upacara penyucian dosa ini adalah lambang penyucian dosa umat manusia oleh darah Yesus, yang digenapi ketika Ia wafat di kayu salib.

 

2. Dalam Perkembangannya, Hari-Hari Puasa Orang Israel Menjadi 4 Kali Setahun

Fakta kedua tentang puasa menurut Perjanjian Lama, adalah: Sejak zaman pembuangan puasa orang Israel bertambah menjadi 4 kali setahun.

Puasa orang Israel yang sebelumnya hanya terjadi sekali setahun pada Hari Pendamaian, yakni pada tanggal 10 bulan yang ke-7 dalam kalender Yahudi, bertambah menjadi 4 kali setahun, yakni bulan ke-4, ke-5, ke-7, dan bulan ke-10 (Zakharia 8:19).

Tidak jelas kapan penambahan hari puasa ini dimulai, yang jelas pada zaman nabi Zakharia melayani di Yehuda, hal ini sudah terjadi. Artinya, baru terjadi setelah orang Israel (Yehuda) dibuang ke Babel.

Menurut Talmud (dokumen berisi ajaran rabi-rabi Yahudi), puasa-puasa rutin tersebut muncul untuk mengenang berbagai malapetaka yang terjadi di sepanjang sejarah Israel.

Mungkin sama halnya dengan masa puasa yang ditetapkan sebagai acara seremonial umat Yahudi pada zaman Ester (Ester 9:31).

 

3. Sebagian Besar Puasa Di Alkitab Adalah Puasa Sukarela, Bukan Puasa Keagamaan

Fakta ketiga tentang puasa menurut Perjanjian Lama, adalah: sebagian besar puasa di Perjanjian Lama adalah puasa sukarela, bukan puasa keagamaan.

Sekalipun awalnya yang Tuhan perintahkan adalah puasa seremonial/religius, namun faktanya di Alkitab kebanyakan puasa yang dicatat merupakan puasa sukarela.

Jadi mereka berpuasa bukan karena diperintahkan Tuhan, dalam rangka Hari Raya tertentu, tetapi lebih kepada kebutuhan mendesak orang percaya itu sendiri.

Misalnya, ketika seseorang atau sekelompok orang percaya sedang membutuhkan pertolongan Tuhan, sedang melakukan pertobatan atas dosa-dosa mereka, atau ketika merendahkan diri di hadapan Tuhan (lihat poin 5 di bawah), mereka melakukan puasa secara sukarela.

Puasa sukarela ini bisa dilakukan sendirian, dan bisa juga dilakukan secara bersama-sama (untuk contoh-contoh puasa sendirian/puasa pribadi dan puasa bersama di Alkitab, lihat ayat-ayat yang dikutip dalam poin 5 di bawah).

 

4. Puasa Umumnya Diikuti Oleh Doa, Walau Tidak Selalu Demikian

Fakta keempat tentang puasa menurut Perjanjian Lama, adalah: puasa umumnya diikuti oleh doa.

Puasa di Perjanjian Lama sangat erat kaitannya dengan doa. Artinya, setiap kali puasa disebut di Perjanjian Lama, umumnya disertai dengan doa, yang biasa disebut sebagai doa puasa.

Hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab bukankah puasa itu bertujuan untuk menyatakan pertobatan, memohon pertolongan Tuhan, merendahkan diri di hadapan Tuhan dan berduka atas apa yang dialami? (lihat poin 5 dan poin 6 di bawah).

Tentu hal-hal seperti ini sangat membutuhkan doa.

Kendati demikian, tidak semua puasa disertai dengan doa, dalam hal ini puasa itu sendiri boleh dikatakan sebagai bentuk lain dari doa, atau “Doa tanpa kata-kata”.

Di Perjanjian Lama juga sering puasa disebut tanpa menyinggung doa sama sekali.

Sebagai contoh adalah kisah yang ada di dalam kitab Ester, di mana orang-orang Yahudi di pembuangan berpuasa bersama-bersama agar luput dari pemusnahan yang dirancangkan oleh Haman (Ester 4:3, 16). (Baca: 10 Tokoh Minoritas Alkitab Yang Berkuasa Di Tengah Kaum Mayoritas)

Dalam kisah tersebut tidak dikatakan mereka berdoa, sekalipun bisa saja mereka juga berdoa, hanya tidak diceritakan oleh penulis Kitab Ester.

 

Tinggalkan Balasan