Hana dalam Alkitab adalah salah satu tokoh Perjanjian Baru yang disebut dalam kaitannya dengan Yesus, sebagaimana yang dicatat di Alkitab.
Hana dalam Alkitab disinggung hanya satu kali saja di Alkitab, berkenaan dengan Yesus, yang waktu kecil dibawa ke Bait Suci di Yerusalem oleh orang tuaNya untuk diserahkan kepada Allah, seperti yang diperintahkan dalam Hukum Taurat Yahudi.
Baca juga: 7 Fakta Tentang Maria Ibu Yesus Di Alkitab
Hana di Alkitab, karena itu, sejatinya bukanlah tokoh Alkitab yang terkenal atau tokoh Alkitab yang berpengaruh. Jadi Hana bukanlah seorang tokoh Perjanjian Baru yang begitu penting, seperti halnya para rasul atau para pemimpin gereja Perjanjian Baru.
Meski demikian, karena Hana di Alkitab Perjanjian Baru disebut dalam kaitannya dengan bayi Yesus, maka menjadi penting bagi kita untuk mempelajari kisahnya.
Apalagi Hana diperkenalkan begitu rinci, walau ia hanya sekali disinggung di Alkitab, seperti usianya, asal sukunya, nama orang tuanya, dan catatan mengenai kesalehannya.
Baca juga: 7 Fakta Tentang Yohanes Murid Yesus
Kisah Hana di Alkitab dicatat di dalam Lukas 2:36-38.
Lalu, siapakah sebenarnya Hana di Alkitab Perjanjian Baru? Mengapa ia bisa bertemu dengan bayi Yesus di Bait Suci? Apa yang dilakukan oleh Hana setelah bertemu dengan bayi Yesus?
Dan apa saja hal-hal yang bisa diteladani dari kehidupan Hana di Alkitab Perjanjian Baru?
Baca juga: 7 Fakta Tentang Pontius Pilatus
Semuanya ini akan dibahas dalam artikel ini.
Di sini dicatat 7 fakta penting seputar Hana di Alkitab Perjanjian Baru.
Fakta-fakta apa sajakah itu? berikut pembahasannya.
1. Hana di Alkitab Perjanjian Baru adalah seorang janda yang sudah sangat tua
Alkitab Perjanjian Baru berkata bahwa Hana adalah seorang janda yang telah sangat tua. Hana telah berusia 84 tahun, setelah ia menikah selama 7 tahun dengan suaminya.
Nama suami Hana tidak disebut di Alkitab, dan tampaknya Hana dan suaminya tidak mempunyai anak.
Arti nama Hana di Alkitab adalah karunia, yang berasal dari kata Ibrani, Hanna.
2. Hana berasal dari suku Asyer
Alkitab mengatakan bahwa Hana adalah anak seorang laki-laki bernama Fanuel. Tetapi Alkitab tidak menjelaskan lebih lanjut siapa itu Fanuel.
Tetapi Fanuel adalah keturunan Suku Asyer.
Asyer adalah salah satu nama anak Yakub, nenek moyang bangsa Israel (Baca: 12 Anak Yakub, Nenek Moyang Israel)
Penyebutan suku Asyer adalah hal yang menarik.
Sebab 10 suku (Kerajaan Israel Utara), dari 12 suku Israel telah dibuang ke Asyur dan tidak pernah lagi kembali ke Israel, salah satunya adalah suku Asyer.
Hanya ada dua suku Israel, yakni Yehuda dan Benyamin (Kerajaan Yehuda), yang kembali ke Israel setelah dibuang ke Babel.
Hal ini berarti bahwa ada sebagian keturunan suku Asyer yang bergabung dengan Kerajaan Yehuda sebelum masa pembuangan merekake Asyur. (Baca: 10 Suku Israel yang terhilang)
3. Hana adalah seorang yang rajin beribadah
Hana adalah seorang yang tekun dalam beribadah. Hal itu nyata dari kesehariannya yang selalu berada di dalam Bait Allah.
Alkitab berkata bahwa Hana tidak pernah meninggalkan Bait Suci. Maksudnya bukan berarti bahwa ia tinggal di dalam Bait Allah, tetapi artinya adalah bahwa ia tidak pernah absen datang ke Bait Allah.
Hana selalu hadir di Rumah Allah dan siang-malam beribadah kepada Allah.
4. Hana adalah seorang yang tekun dalam berdoa dan berpuasa
Bukan hanya beribadah di Bait Allah, Hana juga rajin beribadah secara pribadi kepada Allah, yakni berdoa dan berpuasa.
Hana tidak hanya beribadah di tempat ibadah yang bisa dilihat oleh orang lain, yakni Bait Suci, tetapi ia juga beribadah pribadi di rumahnya dengan tekun berdoa dan berpuasa.
Usia lanjut rupanya tidak menghalangi Hana untuk tekun berdoa dan berpuasa kepada Allah.
Memang para janda biasanya bisa lebih rajin berdoa karena mereka tidak terbagi pikirannya dengan suaminya.
Para janda yang sudah tua, khususnya yang tinggal seorang diri tanpa anak-cucu, menaruh harapannya kepada Tuhan dan bisa lebih bertekun dalam berdoa siang-malam (1 Timotius 5:5).