Raja Yosafat adalah salah satu raja Yehuda atau Kerajaan Israel Selatan, dan merupakan keturunan langsung dari raja Daud, raja terbesar Israel. Raja Yosafat merupakan salah satu raja Israel/Yehuda terbaik.
Seperti kita ketahui, setelah kematian Salomo, kerajaan Israel dibagi menjadi dua bagian, sebagai akibat dosa Salomo. Kedua kerajaan tersebut adalah kerajaan Israel di utara dan kerajaan Yehuda di selatan, di mana terdapat kota Yerusalem, yang akan dipimpin oleh keluarga Daud.
Baca juga: 10 Nabi Terbesar Di Perjanjian Lama
Kerajaan utara atau biasa disebut kerajaan Israel, terdiri dari 10 suku; sedangkan kerajaan selatan atau biasa disebut kerajaan Yehuda, terdiri dari 2 suku, yakni suku Yehuda dan suku Benyamin. (Baca: 10 Hukuman Tuhan Terbesar Kepada Manusia)
Siapakah sebenarnya Raja Yosafat? Apa yang dilakukan Raja Yosafat selama menjabat sebagai raja Yehuda? Bagaimana kehidupan kerohanian Raja Yosafat? Dan bagaimana ia dikenang di Alkitab?
Semuanya ini akan dibahas di dalam artikel ini. Di sini dicatat 7 fakta penting seputar Raja Yosafat. Fakta-fakta apa sajakah itu? berikut pembahasannya.
1. Yosafat Adalah Seorang Ahli Strategi Perang
Nama Yosafat berasal dari kata Ibrani, Yehoshafat, yang artinya adalah “Tuhan menghakimi”.
Yosafat adalah raja ke-4 dari kerajaan Yehuda dan merupakan keturunan ke-5 dari Daud. Yosafat berusia 35 tahun saat menjadi raja Yehuda dan ia memerintah selama 25 tahun (2 Tawarikh 20:31).
Ketika Yosafat menjadi raja Yehuda menggantikan ayahnya, Asa, hal pertama yang dilakukannya adalah memperkuat wilayah Yehuda dari serangan musuh. Yosafat mempunyai angkatan perang yang besar jumlahnya. Ia menempatkan tentara di semua kota yang berkubu di Yehuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yehuda serta di kota-kota Efraim yang direbut oleh ayahnya dari orang Israel.
Raja Yosafat juga membangun benteng-benteng dan kota-kota perbekalan di seluruh kerajaan Yehuda, sehingga stok makanan di wilayah kerajaannya tetap terjamin (2 Tawarikh 17:1-2, 12-19).
2. Yosafat Dikenal Sebagai Raja Yang Saleh Dan Mengandalkan Tuhan
Raja Yosafat dikenal sebagai seorang raja yang saleh, yang mengikuti jejak kesalehan Daud, nenek moyangnya. Ia mencari Tuhan dengan segenap hatinya, seperti ayahnya, Asa (2 Tawarikh 20:32).
Kesalehan Yosafat juga terlihat ketika ia tidak menyembah baal seperti halnya kerajaan Israel di utara. Yosafat juga merobohkan semua bukit pengorbanan dan tiang berhala di seluruh Yehuda (2 Tawarikh 17:6).
Ketika Yosafat bersama Yoram, raja Israel, hendak pergi berperang melawan bangsa Moab, saat mereka kehabisan air, mereka meminta petunjuk Tuhan kepada nabi Elisa. Awalnya nabi Elisa tidak bersedia menolong raja Israel, tetapi ia akhirnya menolongnya juga hanya karena ia ditemani oleh Yosafat, raja Yehuda! (2 Raja-raja 3:14).
Kesalehan Yosafat tetap dikenang, bahkan setelah ia meninggal. Sewaktu Yoram, anak Yosafat yang menggantikannya sebagai raja Yehuda, hidup dalam dosa penyembahan berhala dan membunuh semua anak-anak Yosafat yang lain, dikatakan bahwa ia tidak hidup saleh seperti ayahnya, Yosafat! (2 Tawarikh 22:9).
Dan ketika Ahazia, raja Yehuda, mati, ia tetap dikuburkan secara layak, hanya karena ia adalah cucu Yosafat, yang “mencari Tuhan dengan segenap hatinya”! (2 Tawarikh 22:9).
Yosafat juga adalah seorang raja yang (hampir) selalu bersandar pada Tuhan. Dan selama ia mengandalkan Tuhan, ia melihat mujizat Tuhan terjadi di dalam hidupnya.
Ketika orang Moab, orang Amon dan orang Meunim datang menyerbu Yehuda, Yosafat mencari Tuhan, dengan berdoa dan berpuasa dengan seluruh rakyat Yerusalem. Akhirnya Tuhan pun bertindak, sehingga secara ajaib bangsa Yehuda dapat mengalahkan musuh-musuhnya tanpa berperang! (2 Tawarikh 20:1-30).
Demikian juga ketika ia akan berperang melawan orang Moab, bersama raja Israel dan raja Edom, ketika tentara dan hewan mereka tidak ada air, Yosafat menyarankan meminta petunjuk Tuhan ke salah satu nabiNya. Dan melalui nabi Elisa, mujizat pun terjadi, sehingga mereka bisa mendapatkan air untuk diminum, bahkan mereka beroleh kemenangan menghadapi orang Moab! (2 Raja-raja 3:11-18).
3. Yosafat Adalah Seorang Raja Yang Sangat Kaya
Karena kesalehannya, maka Raja Yosafat diberkati Tuhan dengan luar biasa. Tuhan mengokohkan kerajaannya. Ketakutan yang dari Tuhan menimpa seluruh kerajaan di sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat. Dan makin lama Yosafat makin kuat.
Tuhan juga memberkati Raja Yosafat dengan berkat-berkat materi. Sebab dari antara orang-orang Filistin ada yang membawa persembahan dan perak sebagai upeti kepada Yosafat. Demikian juga orang-orang Arab, mereka membawa kambing dan domba dalam jumlah yang sangat besar kepada Raja Yosafat.
Bahkan seluruh rakyat Yehuda membawa persembahan kepada Raja Yosafat sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat (2 Tawarikh 17:3-6, 10-11). Baca juga: 10 Tokoh Alkitab Paling Kaya.
4. Yosafat Sangat Memperhatikan Kerohanian Rakyat Yang Dipimpinnya
Raja Yosafat mengangkat para pengajar untuk mengajarkan firman Tuhan di seluruh wilayah Yehuda. Ia tidak hanya menyerahkan tugas pengajaran ini kepada orang-orang Lewi atau imam-imam saja, sebab ia sadar bahwa jumlah orang Lewi sangatlah terbatas, sedangkan jumlah rakyat Yehuda sangat banyak. Jadi Raja Yosafat juga mengangkat para pengajar di luar orang Lewi.
Bangsa Yehuda adalah orang-orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi umat yang beribadah kepadaNya dan menjadi berkat bagi orang lain. Setelah kerajaan Israel terpecah menjadi dua, maka Israel di utara telah jatuh dalam dosa penyembahan berhala yang sangat dibenci Tuhan.
Kini Tuhan berharap agar orang Yehuda, sebagai keturunan Daud yang takut akan Tuhan, dapat meneruskan kehidupan yang beribadah kepadaNya. Karena itulah Yosafat merasa penting untuk mengajarkan firman Tuhan tersebut kepada umat Yehuda.
Raja Yosafat tidak hanya mempraktekkan firman Tuhan itu dalam hidupnya sendiri, namun sebagai pemimpin, ia juga merasa bertanggung jawab untuk mengajarkannya kepada rakyatnya melalui para pengajar yang diangkatnya (2 Tawarikh 17:7-9).
Bukan hanya mengangkat para pengajar firman Tuhan, Yosafat sendiri bahkan berkeliling untuk menyerukan kepada orang Yehuda agar mereka berbalik kepada Tuhan! (2 Tawarikh 19:4). Yosafat sangat peduli dengan kehidupan kerohanian rakyat yang dipimpinnya.