Yerusalem menurut Perjanjian Lama adalah ibu kota Israel, tempat berdiamnya raja-raja Israel/Yehuda, serta tempat di mana Bait Suci Allah terletak.
Kota Yerusalem belakangan ini menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, menyusul pengakuan Amerika Serikat atas status Yerusalem sebagai ibu kota Negara Israel serta berencana memindahkan kedutaan besar mereka ke kota tersebut dari Tel Aviv, ibu kota Israel selama ini.
Pengakuan Amerika Serikat tersebut, yang diumumkan secara langsung oleh presiden Donald Trump, menuai kecaman dunia internasional, karena dinilai mencederai kesepakatan yang telah dibangun selama ini di antara Palestina dan Israel, di mana Yerusalem (bagian timur) merupakan ibu kota Palestina, sedangkan ibu kota Israel berada di Tel Aviv.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Sabat Yang Perlu Anda Tahu
Hal ini membuat PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) turun tangan dan melakukan sidang darurat untuk membahasnya. Hasilnya, sebagian besar dari negara-negara anggota PBB menolak keputusan sepihak Amerika Serikat tersebut.
Bukan hanya di antara negara-negara di dunia, di kalangan gereja sendiri pun terdapat pandangan yang berbeda atas keputusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Banyak gereja yang mendukung keputusan tersebut, namun tidak sedikit juga yang menolaknya.
Yerusalem memang adalah kota yang menarik untuk dibahas. Bukan hanya karena keputusan Trump tersebut, tetapi juga karena selama ini, bahkan selama dua ribu tahun terakhir, Yerusalem menjadi ajang perebutan di antara berbagai bangsa/negara yang silih berganti menguasainya.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Paskah Yang Perlu Anda Tahu
Dan hingga saat ini Yerusalem masih kerap didera konflik berdarah, kendati Israel sudah berhasil menguasainya kembali sejak tahun 1948 silam.
Selain itu, Yerusalem juga unik, karena dianggap menjadi kota suci bagi tiga agama besar, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.
Di Perjanjian Lama sendiri kota Yerusalem sangat banyak dibahas. Ada banyak ayat di Perjanjian Lama yang menyinggung atau membicarakan kota Yerusalem, sebab memang saat itu Yerusalem menjadi ibu kota Israel dan tempat peristiwa-peristiwa besar terjadi.
Itulah sebabnya membahas kota Yerusalem menurut Perjanjian Lama menjadi sangat penting bagi kita.
Baca juga: 10 Fakta Tentang Sunat Yang Perlu Anda Tahu
Artikel kali ini akan membahas kota Yerusalem menurut Perjanjian Lama. Sebab harus diakui bahwa catatan terpercaya dan tertua tentang sejarah kota Yerusalem hanya ada di Alkitab Perjanjian Lama.
Dengan demikian kita akan mempunyai pemahaman yang benar dan yang lebih lengkap tentang kota Yerusalem ini, khususnya Yerusalem menurut Perjanjian Lama.
Berikut ulasan tentang kota Yerusalem menurut Perjanjian Lama.
1. Yerusalem Awalnya Adalah Milik Bangsa Yebus Di Tanah Kanaan
Alkitab Perjanjian Lama mencatat bahwa awalnya kota Yerusalem merupakan milik bangsa Yebus (Yosua 15:8).
Bangsa Yebus adalah salah satu bangsa penghuni Tanah Kanaan yang dikenal kemudian sebagai Tanah Perjanjian (Kejadian 15:18-21). Jadi Yerusalem itu bukanlah milik bangsa Filistin (Palestina), yang juga salah satu bangsa penghuni Tanah Kanaan, melainkan milik bangsa Yebus, yang saat ini sudah punah.
Raja pertama Yerusalem yang disebut di Alkitab adalah Melkisedek, di mana nama Yerusalem di situ disebut sebagai Salem (Salem adalah kependekan dari Yerusalem, Mazmur 76:2).
Melkisedek ini datang menyongsong Abraham setelah Abraham mengalahkan Kedorlaomer, raja Elam, dan raja-raja sekutunya. Melkisedek memberikan roti dan anggur kepada Abraham serta memberkatinya. Lalu Abraham memberikan persepuluhan dari hasil rampasan musuh kepada Melkisedek (Kejadian 14:18-20).
2. Tuhan Menjanjikan Tanah Kanaan, Termasuk Yerusalem, Kepada Abraham Dan Keturunannya
Abraham adalah nenek moyang bangsa Israel, umat pilihan Tuhan.
Allah memanggil Abraham keluar dari negerinya, Ur-Kasdim, dan memerintahkannya pergi ke suatu negeri yang akan ditunjukkanNya. Ia berjanji akan memberkati Abraham, membuat nama Abraham masyhur, dan oleh Abraham seluruh bangsa di muka bumi akan diberkati (Kejadian 12:1-3).
Abraham menaati panggilan Tuhan tersebut. Ia meninggalkan negerinya dan pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Dan ia menerima berkat-berkat jasmani yang Tuhan janjikan kepadanya ketika ia menjadi pendatang di negeri orang Kanaan. (Baca: 10 Tokoh Alkitab Yang Terpaksa Mengungsi Ke Negeri Orang)
Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa Tanah Kanaan akan menjadi miliknya dan milik keturunannya. Tuhan juga berjanji bahwa keturunan keempatnya akan kembali dari Mesir ke Tanah Perjanjian, pada saat mana kedurjanaan/kejahatan orang Amori (bangsa-bangsa asli Tanah Kanaan) sudah genap (Kejadian 15:13-16).
Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan akan memunahkan penduduk Tanah Kanaan (salah satunya bangsa Yebus), lalu membawa bangsa Israel ke situ, sebab bangsa-bangsa Kanaan tersebut telah mencapai puncak dosanya dan tak mungkin lagi bertobat (sudah dikasih waktu 400 tahun, selama bangsa Israel masih berada di Mesir).
Karena Yerusalem merupakan bagian dari Tanah Kanaan, maka tentu Yerusalem juga termasuk tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya, bangsa Israel.
3. Daud Merebut Yerusalem Dari Bangsa Yebus Dan Menjadikannya Ibu Kota Israel
Sekitar 400 tahun setelah janji Allah kepada Abraham, nenek moyang Israel, bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju Tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Musa.
Lalu Yosua membawa bangsa Israel merebut Tanah Kanaan dan mengalahkan bangsa-bangsa Kanaan tersebut, termasuk bangsa Yebus. Tetapi mereka tidak berhasil menaklukkan kota Yerusalem secara penuh, sekalipun orang Yehuda berhasil membakar kota itu (Yosua 15:63; Hakim-Hakim 1:8, 21).
Orang Israel yang berhasil merebut Yerusalem dari bangsa Yebus adalah Daud, raja terbesar Israel sepanjang masa. Ini terjadi pada tahun 3000 SM.
Tempat pertama yang direbut Daud di Yerusalem adalah daerah perbukitan yang disebut Sion atau bukit Sion, yang juga disebut sebagai kota Daud. Di kemudian hari seluruh kota Yerusalem disebut juga sebagai Sion, sehingga Sion menjadi sinonim dengan Yerusalem (Mazmur 132:13).
Daud kemudian memindahkan ibu kota Israel dari Hebron ke Yerusalem (2 Samuel 5:5-10).
Sejak saat itu sampai seterusnya Yerusalem menjadi ibu kota Israel dan tempat raja-raja Israel/Yehuda memerintah.
4. Salomo Membangun Bait Suci Di Yerusalem
Selain menjadi ibu kota Israel, Yerusalem juga menjadi pusat ibadah orang Israel. Sebab Salomo, anak Daud dan yang menggantikannya sebagai raja Israel, membangun Bait Suci di Yerusalem.
Bait Suci adalah lambang kehadiran Tuhan. Tuhan hadir dan “berdiam” di Bait Suci, itulah sebabnya Bait Suci disebut sebagai “Rumah Tuhan”.
Dengan demikian, bagi orang Israel Yerusalem bukan hanya pusat politik dan pemerintahan, tetapi juga pusat keagamaan. Yerusalem adalah kota yang sakral dan kudus, yang dalam Bahasa Ibrani disebut ir haq-qadosy, atau kota suci/kota kudus (Yesaya 52:1).