Efata dalam Alkitab secara harfiah artinya adalah: “Terbukalah!” yang dicatat di dalam Injil Markus.

Istilah Efata dalam Alkitab adalah ucapan Tuhan Yesus ketika Ia sedang menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap di daerah Dekapolis, dekat danau Galilea.

Ungkapan Efata dalam Alkitab merupakan kata perintah yang berasal dari bahasa Aram, bahasa sehari-hari Tuhan Yesus ketika Ia berada di bumi sekitar dua ribu tahun yang lampau.

Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! (Markus 7:34).

Dan ketika Tuhan Yesus berkata “Efata!” maka orang yang tuli dan gagap itu pun sembuh seketika!

Ia dapat mendengar dan dapat berbicara.

Kisah penyembuhan orang tuli dan gagap di Dekapolis oleh Tuhan Yesus hanya dicatat di dalam Injil Markus (Markus 7:31-37).

Dan istilah “Efata” ini merupakan kata-kata ketiga Tuhan Yesus dalam bahasa Aram yang dicatat di Alkitab.

Dua perkataan Tuhan Yesus lainnya dalam bahasa Aram yang dicatat di Alkitab, juga terdapat di dalam Injil Markus, yakni dalam Markus 5:41 dan Markus 15:34.

Sebagai informasi, bahasa Aram adalah bahasa sehari-hari Tuhan Yesus ketika Ia berada di bumi sekitar dua ribu tahun yang lampau.

Pada masanya, bahasa Aram pernah menjadi bahasa internasional di wilayah Mesopotamia, sejak abad 8 Sebelum Masehi.

Karena itu ada sebagian kecil dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang sebagiannya ditulis dalam bahasa Aram.

Kitab-kitab tersebut adalah kitab Daniel (Daniel 2:4b–7:28) dan kitab Ezra (Ezra 4:8–6:18 dan 7:12–26).

Baik nabi Daniel, penulis Kitab Daniel, maupun imam Ezra, penulis kitab Ezra, sama-sama pernah hidup di pembuangan di Mesopotamia (Bebel/Persia).

Ketika bangsa Israel (Yehuda) dibuang ke Babel yang berbahasa Aram, maka mereka juga menjadi berbahasa Aram.

Sedangkan bahasa Ibrani hanya menjadi bahasa kitab suci dan bahasa para rohaniwan, yang tidak dipahami oleh sebagian besar masyarakat.

Dan ketika bangsa Israel (Yehuda) kembali dari pembuangan ke Israel, mereka masih tetap berbahasa Aram, bahkan pada zaman Perjanjian Baru.

Itulah sebabnya bahasa sehari-hari Tuhan Yesus adalah bahasa Aram.

Kendati demikian, bahasa Ibrani dan bahasa Aram masih satu rumpun dan keduanya mempunyai kemiripan dalam banyak kata.

Salah satu bukti kuat bahwa bahasa Aram adalah bahasa sehari-hari Tuhan Yesus ketika Ia berada di bumi adalah ditemukannya 3 bahasa Aram Yesus dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Bahasa Yunani adalah bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru, sekalipun bahasa Aram adalah bahasa sehari-hari orang Yahudi, termasuk Yesus, pada masa itu.

Jadi perkataan-perkataan atau pengajaran-pengajaran Tuhan Yesus dalam bahasa Aram diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani di Alkitab Perjanjian Baru, yakni dalam Injil Markus.

Tetapi ada tiga istilah Aram dari Tuhan Yesus yang tidak langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani di Alkitab Perjanjian Baru, tetapi tetap ditulis dalam bahasa Aram disertai dengan artinya dalam bahasa Yunani.

Salah satunya adalah istilah “Efata!” ini.

Tinggalkan Balasan